"Kalau kita ingin belajar, kita harus menginjak pundak raksasa sebelumnya"
Kutipan di atas kudapatkan dari dosen saat kuliah. Artinya adalah kalau kita ingin belajar, kita harus belajar dari seseorang yang ahli di bidangnya. Kalau belajar dari buku, kita harus membaca buku yang berkualitas (ditulis oleh seorang ahli di bidangnya). Aku sangat tertarik dengan kalimat tersebut. Kalau dibawa ke dalam lingkungan pendidikan atau sekolah, maka hal ini menunjukkan pentingnya guru mengajar sesuai pelajaran yang pernah dipelajari saat kuliah. Karena tentunya ia menguasai bidangnya itu. Misalnya, lulusan matematika seharusnya mengajarkan matematika, lulusan sejarah mengajarkan sejarah. Bagaimana jika lulusan matematika 'disuruh' mengajar fisika? Tentunya kurang pas. Terlebih lagi bila lulusan matematika mengajarkan mata pelajaran sejarah.
Ini membuatku berpikir tentang penempatan guru di sekolah tempatku mengajar. Kenyataan yang terjadi, banyak guru mengajar tidak sesuai dengan bidangnya. Misalnya, lulusan agama mengajarkan sejarah, lulusan fisika mengajarkan sosiologi, lulusan matematika mengajar di sekolah dasar-yang akhirnya harus mengajarkan semua pelajaran, lulusan fisika mengajarkan matematika, dan masih banyak lagi yang tidak sesuai. Tentu ketidaksesuaian bidang ini memiliki alasan-alasan. Misalnya, kekurangan tenaga pendidik di bidang tertentu, sehingga harus dipegang oleh guru lain yang jam mengajarnya sedikit. Alasan lainnya, (mungkin) penghematan pengeluaran. Karena biasanya calon guru yang ahli di bidangnya akan meminta gaji lebih besar. Alasan yang terakhir ini tidak selalu benar, tapi sering terjadi.
Melihat kutipan di baris pertama di atas, bagaimana kita mengharapkan para siswa mengerti, memahami, dan menguasai suatu materi pelajaran sementara gurunya sendiri tidak menguasai materi itu. Kalaupun sang guru tersebut mampu mengajarkan pelajaran itu (yang bukan bidangnya), namun itu hanya sebatas guru menghafal dan bukan karena benar-benar menguasainya. Memang tidak ada jaminan bahwa bila guru mengajar sesuai bidangnya akan bagus cara mengajarnya. Namun, hal ini bisa diatasi dengan cara memberi pelatihan metode-metode pembelajaran kepada guru tersebut.
Setidaknya ada dua alasan mengapa guru harus mengajar sesuai bidangnya. Pertama, guru yang mengajar sesuai bidangnya akan membantunya untuk mengembangkan metode pembelajaran yang tepat. Tidak lagi dipusingkan atau dibebani oleh hafalan-hafalan karena tidak menguasai materi. Atau terbebani karena harus mempelajari terlebih dahulu materi yang sama sekali tidak dikuasai. Kedua, guru yang mengajar sesuai bidangnya akan lebih mudah mengajarkan dengan sederhana konsep dasar suatu materi pelajaran. Mampu menyederhanakan konsep yang rumit sehingga mudah dipahami oleh murid. Bayangkan bila tidak menguasai, jangankan menyederhanakan konsep, menguasai seutuhnya konsep tersebut belum tentu mampu. Terlebih bila waktunya sedikit.
Namun, alasan yang utama menurutku adalah, sesuai dengan kutipan di atas, bahwa bila kita ingin memperbaiki kualitas pengajaran di sekolah, maka harusnya para murid diajari oleh seorang guru yang ahli di bidangnya. Sehingga, para murid memiliki pengetahuan yang lengkap. Guru juga bisa memberikan teladan yaitu dirinya sendiri mengenai minatnya pada bidangnya atau mata pelajaran tersebut. Bahkan sesungguhnya yang diharapkan adalah bahwa suatu saat si murid akan melebihi gurunya dalam hal penguasaan ilmu pengetahuan.