Rabu, 16 Maret 2016

Anak bukanlah Miniatur Orang Dewasa

Ada sebuah kalimat berkata, "dunia diselamatkan oleh napas anak-anak sekolah". Saya mengartikannya bahwa anak-anak sekolahlah yang akan menyelamatkan dunia ini dari kehancuran. Merekalah generasi penerus umat manusia di bumi ini. Pihak pertama dan utama yang bertanggung jawab atas pendidikan anak adalah orang tua. Karena keterbatasan kemampuan orang tua, maka pihak kedua yang dipercayakan untuk pendidikan anak adalah guru di sekolah.

Satu hal yang perlu diketahui oleh pendidik adalah bahwa anak bukanlah miniatur orang dewasa. Anak memiliki kepribadian sendiri. Dan tujuan pendidikan adalah untuk membentuk mereka menjadi manusia seutuhnya. Karena itu, seorang pendidik jangan bangga dulu bila menguasai materi pelajaran, rumus-rumus, teori-teori, dll. Itu memang baik. Tapi bukan yang pertama dan utama.

Seorang anak harus diajar untuk berpikir. Dengan kata lain, menghidupkan akalnya. Guru yang "tampaknya" menghafal banyak rumus misalnya, lalu murid merasa kagum, tidaklah menghidupkan akal si murid. Mereka hanya mengagumi "kepandaian" sang guru. Sementara mereka belum tentu memahami apa pun. Sebaiknya, guru merangsang daya pikir anak sehingga mereka membangun pengetahuan sendiri di bawah bimbingan guru. Pengetahuan yang diperoleh kemudian dikaitkan dengan kehidupan nyata. Ini lebih penting ketimbang menghafal banyak teori, rumus, dll, tapi lepas dari realitas. Buatlah anak menggunakan akalnya, bukan "mencocokkan" pikiran orang dewasa ke anak.

Hal yang perlu disadari oleh pendidik adalah bahwa pengetahuannya sudah diperoleh lebih dulu, bahkan sudah diajarkan berulang kali. Jadi bukan hal luar biasa. Karena anak bukan miniatur orang dewasa, maka baiknya pendidik memahami keunikan pribadi masing-masing anak.

Ada perbedaan antara anak dan orang dewasa dalam memandang realitas. Terlebih lagi dalam memandang sesuatu yang abstrak (teori dan rumus-rumus). Karena itu, penting sekali mengaitkan hal yang abstrak tersebut ke realitas. Agar murid memahaminya dengan mudah. Dan, dengan itu, pengetahuan yang mereka peroleh menjadi bermakna dan bermanfaat untuk menyelamatkan dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar