Sabtu, 07 Oktober 2017

Pelanggan Sekolah



Intitusi pendidikan (sekolah atau perguruan tinggi) adalah institusi pemberi jasa. Namun pertanyaannya, siapakah pelanggan (penerima jasa) sekolah? Ada dua jenis pelanggan di sekolah dari perspektif manajemen mutu sekolah.

Pertama, pelanggan eksternal. Pelanggan eksternal utama adalah pelajar. Lalu pelanggan eksternal kedua adalah orang tua, kepala daerah, sponsor. Pelanggan eksternal ketiga adalah pemerintah, masyarakat luas, dan bursa kerja.
Kebutuhan dan gagasan para pelajar seharusnya menjadi fokus utama dari setiap institusi pendidikan. Pelajar adalah alasan utama berdirinya sebuah sekolah dan reputasi sekolah terletak di pundak pelajar. Dan kebutuhan pelajar bukan hanya belajar dan terus belajar (apalagi dalam kondisi tidak nyaman), melainkan juga bermain, bersosialisasi, berorganisasi, menunjukkan bakat dan talenta melalui wadah-wadah yang mendukung. 

Pengelola pendidikan harus peka terhadap kebutuhan pelanggan eksternal. Memang akan terbentur dengan mekanisme dana, tetapi, jika direncanakan dengan baik, maka pasti bisa dilaksanakan. Pelajar dan orang tua akan tertarik pada perubahan yang diciptakan oleh sekolah, bukan pada namanya


Kedua, pelanggan internal: yaitu guru dan staf. Pelanggan internal sering luput dari perhatian pengelola sekolah karena dianggap sebagai “pekerja” atau “orang bayaran”. Demikian pula, guru/staf sering tidak menyadari bahwa rekan kerjanya adalah pelanggan. Budaya yang kuat akan memengaruhi kinerja guru. Untuk menghasilkan mutu, maka perlu diperhatikan: pertama, guru membutuhkan lingkungan yang cocok, fasilitas, prosedur yang jelas untuk bekerja. Kedua, guru membutuhkan lingkungan yang mendukung dan menghargai kesuksesan dan prestasi yang mereka raih. Motivasi yang baik merupakan hasil dari gaya kepemimpinan dan atmosfir/iklim/suasana yang mendukung. Artinya, jika gaya kepemimpinan buruk dan atmosfir kurang nyaman, maka akan mengurangi motivasi.

Guru/staf adalah pemberi jasa sekaligus pelanggan. Relasi antara guru merupakan hal yang sangat penting. Relasi yang baik dan terbuka antar-guru perlu diciptakan; dan ini adalah tugas utama dari pemimpin. Dalam ilmu kepemimpinan, jika karyawan melakukan kesalahan (seperti tidak disiplin, berbohong, atau bergosip), maka pemimpinlah yang bertanggung jawab

Dalam hal profesionalisme, pelatihan guru merupakan elemen penting. Pengetahuan guru perlu di-update karena ilmu juga berkembang; bukannya dijadikan “sapi perah” penghasil susu (sapi aja diberi makanan berkualitas hehehe). 

Kuncinya adalah pemimpin sekolah harus dekat dan mendengarkan pelanggan; baik pelanggan eksternal maupun internal. Sebenarnya masih banyak pembahasan mengenai hal ini. Tapi, saya sudah lelah menulis, mungkin dilanjutkan di lain hari hehehe...

Institusi yang sukses menuju masa depan adalah institusi yang responsif dan berubah sesuai tuntutan dunia sekitanya. (Edward Sallis)

Sumber bacaan: buku Manajeman Mutu Terpadu/TQM (Edward Sallis)
note: catatan ini diambil dari note facebook tertanggal 7 Oktober 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar