Satu titik pada
garis waktu:
"Serbu!" teriak para pahlawan di
medan pertempuran
lalu dada mereka tertembus peluru.
Darah tumpah.
Nafas mereka habis.
Itulah cinta mereka,
mencintai hingga terluka.
Gugur di medan pertempuran
istri dan anak-anak mereka tinggalkan
anak-anak menunggu, di depan pintu,
bapaknya yang tak kembali.
Di titik itu, orang-orang susah untuk hidup
dipenuhi ketakutan.
Titik lain pada
garis waktu di depannya:
Berita korupsi memenuhi media
si A ditangkap, juga si B dan seterusnya
mereka bukan orang biasa, tapi pejabat di
negeri ini.
Para pelajar tawuran
mereka lupa janji yang mereka ucapkan saat
upacara bendera
karena upacara bendera hanyalah rutinitas
biasa, tanpa makna, buat mereka.
Ibu-ibu rumah tangga mengeluh
harga-harga semakin tak terjangkau
orang miskin semakin miskin.
Di titik ini, orang-orang tidak merasakan
kejamnya penjajah asing,
melainkan kejamnya saudara sebangsa
sendiri.
Jauh di depan,
sebuah titik yang belum terlihat:
Semoga saja itu sebuah harapan,
sebuah titik cahaya yang pada saat tiba di
sana
kita benar-benar berada di dalamnya
dan merasakan hangatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar