Hanya puisi yang
memahamiku
Selalu mendengarkan
keluh kesahku.
Aku ingin terlihat
baik baik saja
Meski aku tahu tak
kan sanggup.
Aku sering kali
merasa sedih
Tapi aku tak mau
terlihat lemah
Apalagi kalah.
Ada yang belum
selesai dengan kenangan
Yang masih saja
mendatangiku
Tak peduli aku siap
atau tidak
Namun tiap kali
kubuka jendela
Menikmati udara luar
Saat angin pagi
menyentuh wajahku
Kenangan buruk itu
selalu datang
Lewat udara ia masuk
ke tubuhku
Aku sesak lalu
Tiba tiba air mataku
jatuh tanpa kusadari.
Titik air mataku
pecah di lantai,
Tidak dengan
kenangan ini.
Ia tidak jatuh pecah
di dada
Ia mengangkasa ke
udara
Ia lalu kembali ke
dalam dada
Dalam seberkas
cahaya mentari pagi.
Cerita memang sudah
selesai
Tapi tidak dengan
kenangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar