Pengertian
Epistemologi berasal dari bahasa Yunani;
episteme = pengetahuan dan logos = kata, pikiran, percakapan, atau
ilmu. Jadi, epistemologi adalah kata, pikiran, percakapan tentang pengetahuan
atau ilmu pengetahuan. (Jan Hendrik Rapar)
Epistemologi merupakan pembahasan
mengenai bagaimana kita mendapatkan pengetahuan: apakah sumber-sumber
pengetahuan? Apakah hakikat, jangkauan, dan ruang lingkup pengetahuan? Apakah
manusia dimungkinkan untuk mendapatkan pengetahuan? Sampai tahap mana pengetahuan
yang mungkin ditangkap manusia? (Jujun S. Suriasumantri)
Epistemologi ialah teori tentang
pengetahuan yaitu tentang lahirnya pengetahuan, peranan, dan perkembangan
pengetahuan. (Darsono Prawironegoro)
Pengetahuan adalah suatu kata yang
digunakan untuk menunjuk kepada apa yang diketahui oleh seseorang tentang
sesuatu. (Jan Hendrik Rapar)
Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan
mental yang secara langsung atau tidak langsung turut memperkaya kehidupan
kita. Pengetahuan merupakan sumber jawaban bagi berbagai pertanyaan yang muncul
dalam kehidupan. Tidak semua pengetahuan merupakan ilmu. Ilmu merupakan
pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah. (Jujun S. Suriasumantri)
Jenis-jenis
Pengetahuan ada tiga: seni, agama, dan ilmu. Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui
manusia. Secara ontologis ilmu membatasi diri pada pengkajian obyek yang berada
dalam lingkup pengalaman manusia. (Jujun S. Suriasumantri)
Dalam buku Pengantar Filsafat (Jan
Hendrik Rapar), pengetahuan dibagi dalam tiga jenis:
- Pengetahuan biasa; nir-ilmiah dan pra-ilmiah. Nir-ilmiah merupakan hasil pencerapan indra terhadap obyek tertentu. Pra-ilmiah merupakan hasil pencerapan indrawi yang tersedia untuk diuji lebih lanjut kebenarannya.
- Pengetahuan ilmiah: pengetahuan yang diperoleh lewat penggunaan metode-metode ilmiah yang lebih menjamin kepastian kebenaran yang dicapai.
- Pengetahuan filsafati; pengetahuan yang berkaitan dengan hakikat, prinsip, dan asas dari seluruh realitas yang dipersoalkan selaku objek yang diketahui.
Sumber-sumber
pengetahuan
Plato, Descartes, Spinoza, dan Leibniz
mengatakan bahwa akal budi atau rasio adalah sumber utama bagi
pengetahuan, bahkan ada yang secara ekstrem berkata bahwa akal budi adalah
satu-satunya sumber pengetahuan.
Beberapa filsuf lainnya, seperti Bacon,
Hobbes, dan Locke, menyatakan bahwa pengalaman
indrawilah yang merupakan sumber utama bagi pengetahuan.
Immanuel
Kant mengatakan bahwa akal budi manusia hanya dapat berfungsi sebagaimana
mestinya apabila dihubungkan dengan pengalaman. (Jan Hendrik Rapar)
Asal-usul Pengetahuan
Dalam buku Filsafat Ilmu (Darsono
Prawironegoro) dikatakan bahwa pengetahuan berasal dari praktek, baik praktek
langsung (pengalaman perorangan) maupun tidak langsung (pengalaman orang lain).
Praktek melahirkan pengalaman. Pengalaman melahirkan pengetahuan. Pengetahuan
lahir melalui proses dua tingkat yaitu tingkat sensasi dan tingkat rasio.
Pengetahuan sensasional adalah
pengetahuan yang langsung ditangkap oleh kemampuan indra manusia secara apa
adanya dari praktek. Bersifat parsial, namun menjadi bahan baku untuk
menyiapkan pengetahuan rasional. Pengetahuan ini jika tidak ditingkatkan ke
pengetahuan rasional, akan menjadi pengetahuan biasa/tingkat rendah.
Pengetahuan rasional adalah pengetahuan
hasil tangkapan indra terhadap kondisi obyektif, hasil penelitian, hasil
perenungan, dan hasil dari penyimpulan dari pengetahuan sensasional.
Peranan Pengetahuan
Pengetahuan merupakan sinar dari
praktek, memimpin, mengarahkan, dan mengembangkan praktek.
Metode Ilmiah
Metode ilmiah merupakan prosedur dalam
mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi ilmu merupakan pengetahuan yang
didapatkan lewat metode ilmiah.
Metode, menurut Senn, merupakan suatu
prosedur atau cara mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah yang
sistematis.
Metodologi merupakan suatu pengkajian
dalam mempelajari peraturan-peraturan dalam metode tersebut.
Jadi, metodologi ilmiah merupakan
pengkajian dari peraturan-peraturan yang terdapat dalam metode ilmiah. Metodologi ini secara filsafati termasuk
dalam apa yang dinamakan epistemologi.
Menurut
Soejono Soemargono, metode ilmiah secara garis besar ada dua macam:
1.
Metode ilmiah yang bersifat umum
a. Metode
analitiko-sintesis merupakan gabungan dari metode analisis (memilah-milah
pengertian yang satu dengan yang lainnya) dan metode sintesis (menggabungkan
pengertian yang satu dengan yang lainnya sehingga melahirkan pengetahuan baru).
b. Metode
non-deduksi.
2.
Metode penyelidikan ilmiah
a. Metode
siklus empiris (daur)
b. Metode
vertikal (linier)