Sabtu, 18 Oktober 2014

Pengantar Filsafat

Pengertian Filsafat
Pengertian filsafat dari buku karangan Jan Hendrik Rapar
Filsafat bukanlah ilmu karena filsafat berbicara tentang apa saja. Sedangkan ilmu hanya mengacu pada satu objek tertentu.
Plato:
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran yang asli dan murni. Filsafat adalah penyelidikan tentang sebab-sebab dan asas-asas yang paling akhir dari segala sesuatu yang ada.
Aristoteles – murid Plato:
Filsafat adalah ilmu yang senantiasa berupaya mencari prinsip-prinsip dan penyebab-penyebab dari realialitas yang ada. Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mempelajari “peri ada selaku peri ada” (being as being) atau “peri ada sebagaimana adanya” (being as such).
Rene Descartes – fisuf Prancis:
Filsafat adalah himpunan dari segala pengetahuan yang pangkal penyelidikannya adalah mengenai Tuhan, alam, dan manusia.
Willian James – fisuf Amerika:
Filsafat adalah suatu upaya yang luar biasa hebat untuk berpikir yang jelas dan terang.
R.F. Beerling:
Filsafat “memajukan pertanyaan tentang kenyataan seluruhnya tentang hakikat, asas, prinsip dari kenyataan”. Filsafat adalah suatu usaha untuk mencapai radix, atau akar kenyataan dunia wujud, juga akar pengetahuan tentang diri sendiri.

Pengertian filsafat dari buku karangan Dr. Darsono Prawiroegoro
Filsafat adalah berpikir mendalam tentang data indrawi dan pengambilan keputusan  yang memihak kepada yang lemah.

Asal Mula Filsafat
Ketakjuban.
Ketakjuban hanya mungkin dirasakan dan dialami oleh makhluk yang berperasaan dan berakal budi. Manusia adalah makhluk yang takjub. Objek ketakjuban adalah segala sesuatu yang ada dan yang dapat diamati
Ketidakpuasan
Sebelum filsafat lahir, berbagai mitos dan mite (dongeng dan takhayul) menjelaskan tentang asal mula dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam semesta serta sifat-sifat peristiwa itu. Manusia tidak puas dengan penjelasan itu. manusia terus menerus mencari penjelasan dan keterangan yang lebih pasti itu lambat-lambat mulai berpikir secara rasional. Akibatnya, akal budi semakin berperan. Mitos dan mite tersisih, filsafat lahir.
Hasrat bertanya
Ketakjuban manusia telah melahirkan pertanyaan, dan ketidakpuasan manusia membuat pertanyaan-pertanyaan yang tak kunjung habis. Pertanyaanlah yang membuat manusia melakukan pengamatan, penelitian dan penyelidikan.
Keraguan
Pertanyaan yang diajukan untuk memperoleh kejelasan dan keterangan yang pasti pada hakikatnya merupakan suatu pernyataan tentang adanya keraguan di pihak manusia yang bertanya.

Sifat Dasar Filsafat
Berpikir radikal
Berupaya menemuan radix (akar) seluruh kenyataan. Hanya apabila akar suatu permasalahan dapat ditemukan, permasalahan itu dapat dimengerti sebagaimana mestinya. Berpikir radikal tidak berarti hendak mengubah, membuang, atau menjungkirbalikkan segala sesuatu, melainkan dalam arti yang sebenarnya, yaitu berpikir secara mendalam, untuk mencapai akar persoalan.
Mencari asas
Dalam memandang seluruhan realitas, filsafat berusaha mencari asas yang paling hakiki dari keseluruhan realitas. Mencari asas pertama berarti juga berupaya menemukan sesuatu yang menjadi esensi realitas.
Memburu kebenaran
Upaya memburu kebenaran itu berarti demi kebenaran itu sendiri, dan kebenaran yang diburu adalah kebenaran yang lebih meyakinkan serta lebih pasti.
Mencari kejelasan
Upaya menghilangkan keraguan. Upaya mendapatkan kejelasan dan penjelasan mengenai seluruh realitas. Usaha keras demi meraih kejelasan intelektual (Geisler dan Feinberg).
Berpikir rasional
Berarti berpikir logis, sistematis, dan kritis. Berpikir logis berarti upaya  menarik kesimpulan dan mengambil keputusan yang tepat dan benar dari premis-premis yang digunakan. Pemikiran sistematis adalah rangkaian pemikiran yang berhubungan satu sama lain atau saling berkaitan secara logis. Berpikir kritis berarti upaya untuk terus menerus mengevaluasi argumen-argumen yang mengklain diri benar.

Peranan Filsafat
Pendobrak.
Mendobrak tembok-tembok tradisi (dongeng dan takhayul) yang begitu sakral dan selama itu tak boleh diganggu-gugat
Pembebas
Membebaskan manusia dari “penjara” yang hendak mempersempit ruang gerak akal budi manusia.
Pembimbing
·         Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir mistis dan mitis dengan membimbing manusia untuk berpikir secara rasional.
·         Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir yang picik dan dangkal dengan membimbing manusia untuk berpikir luas dan lebih mendalam (radikal).
·         Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir tidak teratur dan tidak jernih dengan membimbing manusia berpikir sistematis dan logis.
·         Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir yang tak utuh dan fragmentaris dengan membimbing manusia untuk berpikir secara integral dan koheren.


Kegunaan Filsafat
Sebagai pedoman untuk berpikir, bersikap, dan bertindak secara sadar dalam menghadapi berbagai gejala–peristiwa yang timbul dalam alam dan masyarakat. Untuk berfilsafat, orang harus mengetahui dan memahami ajarannya secara ilmu – mempelajari aliran-aliran filsafat. Berfilsafat berarti bersikap dan bertindak kritis, mencari sebab, mencari isi, mencari hakikat dari gejala–peristiwa alam dan masyarakat, bukan bersikap dan bertindak secara tradisi, kebiasaan, adat-istiadat dan naluri. (Darsono)
Filsafat berguna sebagai penghubung antardisiplin ilmu. Selain itu, filsafat juga sanggup memeriksa, mengevaluasi, mengoreksi, dan lebih menyempurnakan prinsip-prinsip dan asas-asas yang melandasi berbagai ilmu pengetahuan. Dalam kehidupan praktis, filsafat menggiring manusia ke pengertian yang terang dan pemahaman yang jelas. Kemudian menuntun manusia ke tindakan dan perbuatan yang konkret berdasarkan pengertian yang terang dan pemahaman yang jelas. (Jan Hendrik Rapar)

Sumber:
Jan Hendrik Rapar, 1996, Pengantar Filsafat, Yogyakarta: Kanisius
Darsono Prawironegoro, 2010, Filsafat Ilmu, Jakarta: Nusantara Consulting

Tidak ada komentar:

Posting Komentar