Rabu, 05 April 2017

Atas Nama Agama

Menanggapi kekerasan atas nama agama, serta pelarangan beribadah, aku teringat sebuah kalimat pembuka suatu buku: "Pada mulanya manusia menciptakan Tuhan yang menciptakan langit dan bumi". Sebenarnya kalimat itu merupakan kritik terhadap orang yang percaya pada Tuhan. Manusialah yang menciptakan Tuhan. Manusialah yang berkuasa. Oleh karena itu, sekelompok orang yang merasa paling benar berhak menindas orang yang tak sepaham dengan mereka. Melarang orang lain beribadah sebab mereka telah menciptakan tuhannya sendiri. Tuhan yang mereka inginkan adalah tuhan yang melarang orang lain beribadah — tuhan yang memaksa. Bukan Tuhan yang penuh belas kasih dan adil. 

***


Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Allah juga yang menciptakan manusia. Jadi, Allah adalah mahakuasa. Dan di hadapan Allah semua manusia adalah sama. Jika memiliki paham seperti ini, maka manusia sebenarnya tidak berhak menghakimi sesamanya, apalagi menindas. 


Selanjutnya, keyakinan pada suatu kebenaran bukanlah kebenaran itu sendiri. Berteriak "BENAR" dengan keras pun tidak membuktikan sesuatu benar. Hanya satu, satu-satunya, Pribadi yang berkata, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup..." yaitu Tuhan Yesus Kristus. Tidak ada tokoh, bahkan nabi besar, yang pernah berkata demikian, sebab mereka tahu mereka hanyalah manusia biasa.

Lalu bagaimana menanggapi orang yang berbeda agama dgn kita? kenalkanlah mereka pada kebenaran, yaitu Yesus Kristus. Bukan ditindas seperti yang dilakukan sekelompok orang tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar