Pukul 9.15
WIB kupesan ojek online menuju halte bus di jalan raya. Kontrakanku terletak di
sebuah gang kecil kira-kira 3 km dari jalan raya. Aku tiba di pemberhentian bus
dan menunggu sekitar 10 menit hingga bus lewat.
Sekarang aku
sedang dalam perjalanan menuju Grogol. Di sana aku akan transit bus menuju
Kuningan Barat, kemudian melanjutkan perjalanan lagi ke Pejaten, Jakarta Selatan.
Aku akan mengikuti acara kebersamaan dalam rangka pembubaran panitia kamp
tahunan alumni XIV (KTA XIV).
Pembubaran panitia
ini sudah direncanakan sebulan lalu oleh beberapa rekan panitia. Acara ini
dilaksanakan di daerah Pejaten, Jaksel. Sebuah rumah (Roemah Ida) disewa untuk
dua hari satu malam; tanggal 28-29 September 2019.
Setiba di
Grogol aku baca di wa grup bahwa butuh bantuan membawa barang. Karena masih
banyak waktu, akhirnya aku mengubah tujuan ke kantor Perkantas di Pintu Air. Di
sana ada Owin, Hendra, dan Vaul. Ternyata bawaannya seputar bahan-bahan makanan
dan kebutuhan games nanti. Rekan-rekan lain janjian bertemu di Pejaten Village
tidak jauh dari Roemah Ida. Sebagian lagi menyusul dan langsung menuju TKP.
Kami berangkat
pukul 12.00 WIB dengan grabcar. Di tengah jalan kami melihat rombongan orang
karena pada saat itu akan ada demonstrasi di sekitar istana negara. Namun,
jalanan cukup lancar. Mungkin demonstrasinya belum mulai.
Kami tiba di
Roemah Ida sekitar pukul 13.15 WIB. Ternyata rumahnya sedang dibersihkan
berhubung penyewa sebelumnya belum lama check
out. Tapi kami sudah diperbolehkan masuk. Rumahnya cukup besar. Berlantai dua.
Di sebelah kanan saat kita masuk ada tangga. Di ruang tengah, ruang utama,
terlihat besar karena cukup luas dan tinggi. Dari bawah, di tengah ruang, kita
bisa melihat balkon di lantai dua dengan beberapa pintu kamar. Di bagian dalam
sebelah kiri ada ruang makan dan dapur, di sebelah kanan ada kamar besar (di
sana para pria tampan akan tidur hahaha). Dan di belakang ada teras untuk
bersantai dan kolam renang.
Rekan yang
lain mulai berdatangan sekitar jam 2. Ada juga yang baru datang sore hari. Untuk
mengisi waktu luang, sebelum acara dimulai, kami yang sudah datang beberapa
malas-malasan di sofa. Sedangkan yang perempuan ada yang bekerja di dapur
mempersiapkan makan malam.
Setelah semua
berkumpul barulah acara dimulai. Kami berkumpul di teras belakang dekat kolam
dan permainan pun dimulai. Suasananya sangat ceria. Canda-tawa memenuhi tempat
itu. Terlebih ketika game diadakan di kolam renang (saat itu aku tidak ikut). Kemudian
dilanjutkan mandi dan makan malam.
Pada malam
hari, kami sharing. Mulai jam 20.00 sampai 23.30 WIB. Aku sangat menikmati
mendengarkan cerita dari teman-teman. Setiap orang memiliki kisah sendiri,
menghadapi pergumulan sendiri. Mendengar semua itu memberiku kekuatan bahwa kau tak sendirian.
Biar kurangkum
sebagian cerita. Seingatku saja tanpa menyebutkan nama. Tentang orang tua: ada
yang sedang sakit, ada yang terdampak kebakaran hutan di kampung, ada yang
terkena musibah gempa, ada pula yang berharap anaknya menikah, atau berharap
anaknya sukses di perantauan. Kisah tentang orang tua selalu menarik. Karena merekalah
yang membesarkan kita.
Ada juga
yang sedang berbahagia membentuk keluarga baru. Ada yang baru saja menyatakan
cinta dan dengan malu-malu (karena dipaksa hahaha) akhirnya bercerita juga. Ada
yang baru saja putus dengan sang pacar karena alasan tertentu. Tentu tidak lupa
cerita tentang pekerjaan dan harapan-harapan ke depan.
Mendengar
teman-teman bercerita membuat waktu terasa sangat cepat padahal kami sudah
mendekati tengah malam. Cerita ditutup dengan doa. Sebenarnya malam itu dadaku
mulai terasa sakit karena aku mulai kelelahan dan butuh istirahat. Tapi aku
ingin mendengarkan semua. Tidak mungkin aku meninggalkan sesi sharing itu.
Kemudian ada
perayaan ulang tahun Septri, Alvi, dan Kak Luce yang berulang tahun pada bulan September.
Baru setelah itu aku tidur. Teman-teman masih melanjutkan aktivitas pesta
kembang api yang baru kulihat lewat foto keesokan harinya.
Pada hari
minggu setelah sarapan kami melaksanakan ibadah bersama. Kak Luce sebagai
pembawa renungan. Dia membahas 2 Korintus 4:1-7. 1) Mengingatkan kembali
bagaimana kami memulai pelayanan sebagai panitia KTA bahwa semua oleh kemurahan
Allah hingga kami selesai melaksanakannya. Bagaimana merespons anugerah Allah
tersebut. 2) Mengingatkan bahwa tujuan utama pelayanan ini adalah memberitakan
injil kepada alumni. 3) Mengingatkan bahwa kami bukanlah pribadi yang luar
biasa. Buktinya ada pada sesi sharing
malam. Semua punya masalah dan kelemahan. Namun, dimampukan oleh Tuhan untuk
mengerjakan KTA ini.
Panitia KTA XIV (minus 3 orang) |
Ki-ka: Septri, Alvi, Kak Luce. Selamat ulang tahun |
Pesta kembang api. Aku sudah tidur di sini |
Bahagia saat kacamata dibagikan. Langsung minta difoto. |
Tema: di pinggir kolam |
Tema: santai. Katanya ini gaya santai. Benar atau enggak, gak tau |
Komisi wanita di meja makan sedang persiapan buat makan malam |
Tema: di balkon. Melihat dari ketinggian |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar