Rabu, 31 Juli 2013

hari yang pergi

hari itu sore menjelang malam
aku menunggumu
kau datang dengan senyummu
lalu kita bercerita:


hari yang tidak pernah kembali.

Minggu, 28 Juli 2013

Cerita Batu

Di sebuah tanah lapang yang luas yang ditumbuhi ilalang dan beberapa pohon besar terdapat sebongkah batu yang besar. Dari kejauhan, permukaan atas batu tersebut terlihat menonjol di atas permukaan rumput. Warnanya gelap. Mungkin karena tiap hari terbakar sinar matahari.
Suatu hari batu ingin tahu bagaimana kondisi di sekitarnya. Namun, ia bingung tidak tahu caranya. Sebab sejak dulu, sejak ia lahir, atau sejak ia terlempar di tempatnya itu, ia tidak pernah beranjak ke mana-mana. Bahkan sesenti pun tidak. Karena itu, batu itu menjalin hubungan dengan angin. Angin selalu berlalu di atasnya setiap saat. Kadang bertiup kencang kadang pelan. Angin bisa mengirim kabar, pikirnya. Angin adalah sang petualang.
"Hai, sahabatku Angin," batu memanggil dengan suara parau, "maukah engkau membantuku?"
"Hai juga, Batu. Apa yang bisa aku perbuat untukmu?" angin menjawab dengan rendah hati.
"Aku ingin sekali mengetahui keadaan sekitarku. Tapi, Engkau tahu sendiri bahwa aku tidak mungkin beranjak dari tempatku. Beritahu kepadaku apa kabar orang-orang desa yang tinggal di sebelah bukit itu," batu pun menjelaskan keinginan hatinya.
Tanpa bertanya, angin segera pergi. Pucuk-pucuk rerumputan bergerak-gerak akibat jejek kaki angin.
Sejam kemudian angin kembali menggerakkan rerumputan yang dilaluinya.
"Bagaimana?" tanya batu tidak sabar.
"Orang-orang di desa sedang bekerja. Kulihat para petani membungkuk di sawah. Para penggembala sapi sedang santai menunggang sapinya. Anak-anak kecil bermain-main di ladang. Namun, orang-orang desa mengeluhkan harga-harga kebutuhan yang semakin mahal," sang angin menjelaskan secara rinci apa yang dia lihat.
"Andaikan aku bisa melihatnya langsung," kata batu kepada angin.
Batu meminta bantuan lagi kepada angin. "Wahai Angin, maukah sekali lagi engkau membantuku melihat kondisi orang-orang di kota?" Angin yang baik hati pun menyanggupinya. Ia langsung pergi. Langsung menghilang dari hadapan batu.
Perjalanan ke kota agak jauh. Angin agak lama, batu hanya menunggu.
Beberapa jam kemudian. Hari hampir gelap. Angin datang kepada batu menceritakan semuanya.
"Orang-orang di kota lebih sibuk. Jalanan di sana tidak pernah sepi. Suhu di sana lumayan panas. Sepertinya semua orang di kota baik-baik saja. Hanya ada yang agak aneh. Beberapa orang berpakaian rapi, tinggal di rumah yang bagus. Dan sebagiannya lagi berpakaian kumal. Mereka tinggal di kolong-kolong jembatan dan pinggiran jalan. Tidak seperti di desa, semua rumah sama terbuat dari anyaman kulit bambu." Itulah yang diceritakan angin mengenai  orang kota, sesuai seperti yang dilihatnya. Kemudian batu pun berterima kasih kepada angin.
Hari sudah malam. Angin pun pergi. Entah ke mana. Mungkin di balik pohon-pohon, pikir batu. Batu tetap di tempatnya. Ia cukup senang mengetahui hal-hal yang tidak dapat dilihatnya. Hingga ia kaget mendengar suara dari kejauhan. Ternyata itu suara burung hantu yang hinggap di salah satu dahan pohon yang tidak jauh dari tempat batu berada.
"Hai, batu penyendiri. Bisakah kau mempercayai kabar yang dibawa oleh angin?" kata burung hantu.
Sang batu tidak menjawab. Ia pura-pura tidur. Padahal dalam hatinya ia berbisik, "Besok aku akan tanyakan kabar yang sesungguhnya dari burung."

Jumat, 26 Juli 2013

pesan

kukirim pesan kepada malam
kepada gelap
kepada keheningan

'wahai, malam, bawalah dia dalam mimpiku
lalu buatlah aku tidur selamanya'

suatu malam

suatu malam yang sepi
hanya detak jam yang kudengar di dalam kamarku
diiringi suara-suara serangga malam di luar

malam itu hujan baru saja berhenti
meninggalkan suara sisa tetesan air hujan dari atap
yang jatuh menimpa kaleng bekas di pojok depan
bunyinya satu-satu. nyaring bergema.

kala itu aku mengingatmu
wajahmu tiba-tiba tergambar jelas di benakku.
seperti memutar rekaman saat kita bersama,
aku mulai memikirkanmu lagi.

tak mau berlama-lama dalam situasi ini
kunyalakan laptopku
kuputar lagu. bukan lagu yang pernah kita dengar bersama
barangkali dengan itu aku bisa mengikis perlahan wajahmu
dalam kepalaku

malam semakin larut
musik telah berhenti

tinggal aku sendirian
dan bayangmu datang lagi
turun bersama sepinya malam.

menunggu

menunggumu bagaikan menyusuri jalan yang hampir tak ada ujungnya
namun aku terus berjalan
kukuatkan kakiku
kukuatkan hatiku yang retak
sambil menatap jauh ke depan aku terus berjalan
satu-satu dinding hatiku jatuh
menciptakan jejak panjang di belakangku
telah kuputuskan untuk menunggumu
apakah aku harus berhenti setelah berjalan sejauh ini?
apakah aku harus kembali sambil memungut puing-puingatiku?
aku menunggumu karena aku bodoh.

kini aku mulai paham
bahwa kesetiaan konyol
adalah menunggu yang tak pasti.

Kamis, 25 Juli 2013

ingin bahagia

waktu kecil aku punya cita-cita
ingin menjadi orang sukses
meski aku tidak tahu sukses itu apa.

setelah aku masuk sekolah
aku bercita-cita ingin jadi tentara, dokter, pengusaha
dan aku belum benar-benar paham apa yang aku inginkan

hari ini usiaku telah melewati seperempat abad
dan...
aku hanya ingin bahagia.

suatu sore, aku berdiri di beranda rumah
kuperhatikan anak-anak kecil yang berlarian di halaman rumah depan
kejar-kejaran
teriak sesuka hati.
betapa mereka bahagia
tidak memikirkan besok mereka harus bangun pagi
berangkat kerja.
saat butuh, mereka bermain
saat lapar, mereka tinggal meminta
saat sakit, mereka diperhatikan.

kepolosan anak-anak:
sesuatu yang hilang dari orang dewasa.

hari ini usiaku telah melewati seperempat abad
dan...
aku tidak punya cita-cita
cita-cita anak kecil.

aku hanya ingin bahagia.
(05-07-2013)

Senin, 22 Juli 2013

sepi

pelan-pelan sepi  tumbuh
ia merentangkan rantingnya,
dedaunannya tumbuh dengan cepat.
aku berada di bawahnya bergumul sendirian
bersama pikiran-pikiranku yang  tak kalah rimbunnya.

pelan-pelan sepi  tumbuh
dibuatnya aku meluruh.
aku hilang dalam kamarku sendiri
aku hilang dari dunia ini
ke sebuah tempat asing yang berada di luar jangkauan tanganku
kuraba ke segala arah, tak kudapatkan apa-apa
seperti di tengah lapangan aku berdiri sendirian
tak ada pintu untuk aku keluar.

pelan-pelan sepi  tumbuh
dibuatnya aku meluruh.
seperti rayap memakan belakang lemari
aku merapuh
sebentar lagi aku lenyap, kupikir.

pelan-pelan sepi  bersuara. Memanggil-manggil.
suaranya bagaikan bunyi batu yang dilemparkan
ke dasar sumur kosong.
teriakan kesunyian. 
teriakan kengerian.
aku mendengarkannya dari dalam dadaku.

dadaku adalah sumur yang telah lama mengering.

di sebuah warung kopi

aku seorang pengembara yang mencari tempat untuk menghilang,
namun tak kutemukan jua.
hingga suatu hari aku singgah di sebuah warung kopi.
kupesan satu. lalu duduk di sebelah orang yang sedang merokok.
kopiku datang. aromanya melegakan rongga hidungku.
kubiarkan waktu berjalan pergi meninggalkanku
aku tak perduli.
ditegukan terakhir, kuingat tujuan perjalananku.
"habis ini aku mau ke mana?" tanyaku dalam hati.
orang di sebelahku menghembuskan asap rokoknya.
angin ke arahku.
dan aku terpikir, seolah tercerahkan seketika
aku ingin menjadi asap saja

agar aku bisa menghilang.

Sabtu, 20 Juli 2013

memandangi langit

menurut cerita orang, bintang adalah harapan
dan malam ini aku keluar rumah
memandangi langit
mataku berusaha menggapai bintang
barangkali kau ada di sana, kekasih.
tiga kali kulihat ke atas
tiga kali tak kulihat bintang.

Jumat, 19 Juli 2013

rahasia cahaya lilin

lampu padam ada hikmahnya
sebatang lilin akan bersedia mengorbankan dirinya
memberikan cahaya bagimu

ada rahasia tersimpan dalam cahaya lilin
yang bila kau perhatikan dengan seksama akan kau pahami

keteduhan:
cahayanya memang tidak secerah matahari
cahaya yang hanya serupa bintang di langit malam
cahaya lilin adalah bintang yang paling dekat di sampingmu
dia juga berkelip.

ketenangan:
cahayanya memang tidak cemerlang
namun, ia mampu memberikan ketenangan pada malam-malammu yang sepi
cahaya lilin adalah teman yang menenangkan kala sendiri

pengorbanan:
pernahkah kau bertanya
apakah lilin memedulikan dirinya ketika tubuhnya terbakar habis?
tidak. inilah yang hilang dari diri manusia kini: pengorbanan.

harapan:
cahayanya adalah harapan
ketika hal-hal yang besar lenyap
: cahaya cemerlang
cahaya lilin cukup menerangi ruang gelap dalam dirimu.

dengarkan hatimu

dengarkan hatimu berkata
pasanglah kedua telingamu baik-baik
jangan berpikir dulu untuk mencari jawaban penyanggah
hati memang selalu berkata jujur
kalau tidak, berarti kau menipu dirimu sendiri.

apa yang disampaikan hatimu? Katakan padaku
biarkan aku mengetahuinya

   aku sedang berbicara dengan diriku sendiri
   melawan semua hal yang disampaikan hatiku
   kata-kata hatiku adalah kebenaran tentang diriku
   namun, entah mengapa
   diriku yang lain tidak mampu menerima

dengarkanlah hatimu berkata
pasanglah kedua telingamu baik-baik
hidup hanya sekali
maka dengarkanlah dengan baik

sebenarnya yang hendak kusampaikan padamu:

setelah kau mendengarkan, lakukanlah itu.


pergilah sekarang

apa yang tersisa dari pertemuan terakhir kita
selain sapa yang ganjil di hati?
maukah kita memperbaikinya?
tapi, bagaimana caranya?

kau memilih pergi
kau memilih hilang dariku

pergilah sekarang
aku sudah mampu berdiri dengan hatiku
hati yang telah menjadi puing.

pergilah sekarang
kau sudah bisa tidur

tanpa harus mengumpat saat pesanku masuk ke hpmu.

petani

pada punggung petani terhampar terik matahari
pada punggung petani yang membungkuk tersimpan
harapan bahwa besok kita masih bisa makan.

bukan pada rapat-rapat dalam gedung ber-AC
bukan di gedung-gedung bertingkat yang mencakar langit

pada tanah
pada tanah kita kembali
kita kembalikan semua harapan kita
agar besok mulut kita dapat mengunyah

perut kita terisi nasi.

perpaduan yang harmonis



perpaduan yang harmonis
gitar klasik dengan distorsi gitar listrik.

dalam hidup ini ada hal-hal yang tampak tidak menyatu padu
namun, bila dipadukan terdengar harmonis.

Rabu, 17 Juli 2013

sudah lama

sudah lama hati ini dibanjiri rindu
airnya mengalir deras merendam mimpi-mimpi
yang baru saja tumbuh.
sudah lama sepi ini menguasai malamku
ia bertahta bagai raja paling dihormati
segala kekuatanku melemah.
sudah lama aku menunggu
membiarkan diriku letih
bersama harapanku yang mulai pudar
terkubur dalam gelap malam.

adalah kau

segala yang hilang
segala yang pergi
adalah kau.
yang dulu kuharap
selalu kudamba
adalah kau.
semua yang lenyap
semua yang terkenang 
adalah kau.
terkutuklah ingatan yang selalu
menemukan jalan kembali.

kepada malam

kepada malam yang gelap

sembunyikan aku di balik cahaya bintang

di langit.

sembunyikan dia hingga aku tidak menemukannya

dalam hatiku.

sembunyikan kami. kami dalam benakku.

itu hanya mimpiku.

keluarkan aku dari penjara ini:


cahaya.

Kamis, 11 Juli 2013

mengingatmu

mengingatmu berarti:
mendengarkan suaramu dalam kepalaku
mendengarkan suara saat kau menyanyi
membayangkan jemari cantikmu memetik gitar
tenggelam dalam tatapanku pada mata indahmu,
tersesat sesaat aku di sana.
mengingatmu berarti:
membiarkan waktu berjalan sementara aku tertahan
di titik yang sama pada garis waktu.
mengingatmu berarti:
membayangkan meja di mana kita pernah saling bertatap
merasakan kembali udara dingin saat hujan deras
sambil menunggu cerah datang.
mengingatmu berarti bagiku.

hingga malam ini

aku terus mengingatmu, nona
hingga malam ini
sebelum aku tertidur
wajahmu selalu datang.
senyummu.. tingkahmu..
masih jelas di sini:
di kelopak mataku saat aku memejamkannya.
aku masih mengingatmu, nona
hingga malam ini
sudah lama waktu berjalan
sudah banyak yang berubah
kini.
hal yang menyakitkan - perpisahan - telah kulewati
kuharap kau juga.
aku belajar sesuatu tentang perpisahan
setelah kau pergi
bahwa perpisahan bisa dilewati.
aku masih mengingatmu, nona
hingga malam ini.
sesak yang dulu kini tiada
sakit yang dulu sudah tak terasa lagi
namun hingga malam ini
aku masih mengingatmu.

hanya ingin

untuk J:
aku hanya ingin mendapatkan
matamu
tatapanmu
di antara keramaian yang menyembunyikan tubuhmu
aku hanya ingin mendapatkan 
matamu
tatapanmu
di saat aku bicara denganmu
agar aku bisa membaca hatimu,
meski aku tak bisa
aku hanya sedang jatuh cinta
padamu
tanpa harus mengerti: mengapa? 

sunyi

hari sunyi:
hari kau pergi.
terlalu banyak kau ciptakan
kegembiraan bagiku
hingga saat kau pergi semua lenyap.
terlalu terang kau ciptakan
cahaya dalam hatiku
hingga saat kau pergi tiba-tiba gelap.
sunyi
yang kurasakan.
kau hilang bagai mimpi
lenyap di saat aku tersadar.
kau pergi saat aku lupa jalan kembali ke diriku.
sunyi
bagai seseorang tersesat di pinggir jalan
saat yang lain memliki arah
aku hilang.

kala hujan

kau ingat
kala hujan menawan kita di tempat itu?
betapa aku bersyukur pada hujan
memberiku kesempatan berdua denganmu
aku tahu kita tidak bisa bersama.
kau tahu
aku, saat itu, mengharapkan hujan turun lebih lama?
agar bisa kunikmati bagaimana rasanya berada
di sampingmu meski itu tidak lama.
barangkali ini kesempatan
pertama sekaligus terakhir bagiku
tak mengapa
sebab dalam sekejap aku telah merekamnya dalam ingatanku.

sulit dan menyakitkan bagiku
membayangkanmu bersamanya.

tanpamu
bagai membayangkan bumi tanpa bulan.

entah nanti...

tidak ada cara mengintip ke masa depan
sebab waktu tidak bercelah.
kalau pun ada
aku tidak akan mencoba melihat
aku terlalu takut
jika yang kulihat bukan aku dan kau kelak.
cukup bagiku
memandangimu saat ini bila kau di depanku.
entah nanti kita bersama
entah nanti kau yang pergi.

Senin, 08 Juli 2013

Minggu, 07 Juli 2013

Cerita Pembuka di blog baru

Blog ini dibuat malam hari, kira-kira jam 23.30, hari Minggu (7/7/2013). Sebenarnya aku sudah punya blog sebelumnya, ariszebua.blogspot.com. Namun, karena sudah lama tidak dirawat, jadinya terbengkalai.

Aku suka menulis. Menulis tiap peristiwa, bahkan yang sepele, yang kualami tiap hari. Biasanya aku menuliskannya dalam buku catatan harianku. Tulisanku, atau tepatnya catatan-harianku, hanya untuk kubaca sendiri sekadar untuk mengenang dan mengingat hal-hal yang telah lewat. Kadang hal-hal yang sudah terjadi, bila kita baca kembali, bisa membuat kita senang, sedih, menertawakan diri sendiri, bahkan bisa memotivasi kita. Sebuah tulisan mampu mengabadikan peristiwa.

Aku suka menulis puisi. Puisi untuk diri sendiri. Bukan puisi yang mendunia, melainkan puisi yang hanya mendunia dalam pikiranku. Puisi yang tidak pernah dibaca orang lain. Tidak pernah dipublikasikan untuk umum. Bagiku, puisi adalah sari dari peristiwa hidup dalam ungkapan kata atau tulisan.

Aku punya catatan harian, suka menulis puisi. Namun, yang lebih sering kulakukan adalah membaca. Cerpen, novel, buku puisi, koran, dan buku apa apa saja yang bisa membuat pengetahuanku bertambah. Aku sangat suka membaca. Aku telah menanamkan dalam pikiranku hal ini, yaitu, bahwa waktu luangku adalah membaca.

Hanya ini yang bisa kuceritakan di awal blog ini. Mataku mulai mengantuk. Punggungku mulai tidak tahan menahan badanku. Meskipun aku ingin bercerita lebih banyak, namun mengistirahatkan tubuh jauh lebih utama. Terlebih seharian ini duduk di depan komputer mengetik program kerja setahun ke depan. Baiklah, sudah larut malam.

Salam, Aris.