dulu sebuah kalimat yang tertulis di lembaran buku
tidak berarti bagiku sebab mataku buta tak mampu membaca
dengan sabar kau mengajariku mengenali huruf demi huruf
rangkaiankata demi rangkaiankata kemudian kalimat demi kalimat
satu per satu hingga habis waktumu hingga aku lulus
dan dinyatakan mampu melanjutkan sekolah lagi ke tingkat
paling tinggi.
dulu rahasia-rahasia yang tersembunyi bagiku dalam kata-kata
dengan mudah kupahami sebab kau mengajariku
tidak hanya merangkai kata tapi juga menemukan makna
di dalamnya.
aku pun bertumbuh semakin dewasa
melanjutkan sekolah ke luar kota dengan ijazah yang membanggakan
serta membawa harapan meraih cita-cita.
namun kau tetap di sekolah yang sama
mengajari generasi setelahku agar bisa sepertiku;
tugasmu belum selesai, guruku.
generasi terus datang, waktu terus bergulir
bagai panah melesat tanpa kembali
dan kau berdiri di tempat yang sama
membangun, membentuk, menciptakan satu generasi berikutnya
yang kelak menjadi pembangun-pembangun bangsa.
dari tanganmu terlahir para pemimpin
dari kesabaranmu tercipta manusia terdidik
dari amarahmu terbentuk pribadi yang disiplin
dari hatimu tercurah harapan 'semoga kelak anak didikku berhasil'.
untuk guruku,
kutahu kau masih di tempat yang sama
masih mempersiapkan satu pemimpin lagi,
kuucapkan terima kasih atas jasamu
lihat anak didikmu ini kini sudah berhasil.
suatu hari nanti, bila waktu mempertemukan kita,
aku akan menunduk hormat di hadapanmu
sambil menjabat dan mencium tanganmu.
(puisi ini kutulis untuk mengenang jasa para guru
yang telah mengajar dan mendidikku terkhusus untuk guru-guru sewaktu aku masih
di bangku sekolah dasar - SD Tohia Gunungsitoli)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar