Menarik sekali, sekaligus memuakkan, menyaksikan peristiwa politik dan hukum di Indonesia baru-baru ini. Lagi-lagi KPK vs Polri. Kedua lembaga negara yang sama-sama menegakkan kebenaran. Ditambah lagi DPR yang juga merupakan lembaga negara. Kata pengamat sih, ini berawal saat presiden mengajukan calon tunggal kapolri, BG, yang tidak lama kemudian ditetapkan sebagai tersangka korupsi oleh KPK. Anehnya, DPR juga ikut menyetujui pencalonan tersebut padahal sudah jelas-jelas calon kapolri tersebut dalam masalah hukum. Lalu muncul perkara-perkara lain. Yang terbaru yaitu penangkapan salah satu pimpinan KPK. Entahlah, mungkin ada lagi yang terbaru dari semua berita baru ini.
Jumat, 23 Januari 2015
Sabtu, 10 Januari 2015
Manfaat, Kegunaan, dan Peranan Filsafat
(bagian akhir)
MANFAAT BELAJAR
FILSAFAT
- Menjawab pertanyaan mendasar tentang kehidupan.
- Memberi alternatif penanganan masalah terdalam manusia serta hakikat kebaikan dan kebenaran.
- Merefleksikan pikiran filsuf terdahulu dan mengambil maknanya untuk kehidupan sekarang.
- Mampu berpikir kritis-rasional dan otonom-mandiri.
Asal Filsafat
(lanjutan...)
ASAL FILSAFAT
ASAL FILSAFAT
Ada beberapa hal yang mendorong manusia
untuk berfilsafat, yaitu sebagai berikut:
1.
Ketakjuban.
Ketakjuban hanya
mungkin dirasakan dan dialami oleh makhluk yang berperasaan dan berakal budi.
Manusia adalah makhluk yang takjub. Objek ketakjuban adalah segala sesuatu yang ada dan yang dapat
diamati.
2.
Ketidakpuasan
Sebelum filsafat lahir,
berbagai mitos dan mite (dongeng dan takhayul) menjelaskan tentang asal mula
dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam semesta serta sifat-sifat
peristiwa itu. Manusia tidak puas dengan penjelasan itu. manusia terus menerus
mencari penjelasan dan keterangan yang lebih pasti itu lambat-lambat mulai
berpikir secara rasional. Akibatnya, akal budi semakin berperan. Mitos dan mite
tersisih, filsafat lahir.
3.
Hasrat bertanya
Ketakjuban manusia
telah melahirkan pertanyaan, dan ketidakpuasan manusia membuat
pertanyaan-pertanyaan yang tak kunjung habis. Pertanyaanlah yang membuat
manusia melakukan pengamatan, penelitian dan penyelidikan.
4.
Keraguan
Pertanyaan yang
diajukan untuk memperoleh kejelasan dan keterangan yang pasti pada hakikatnya merupakan
suatu pernyataan tentang adanya keraguan di pihak manusia yang bertanya.
5.
Kesadaran akan keterbatasan
Manusia merasa bahwa ia
sangat terbatas dan terikat terutama pada waktu mengalami penderitaan atau
kegagalan. Dengan kesadaran akan keterbatasan dirinya ini, manusia mulai
berfilsafat. Ia mulai memikirkan bahwa di luar manusia yang terbatas pasti ada
sesuatu yang tidak terbatas.
(sumber: tugas makalah kelompok 1)
Objek dan Ciri Filsafat
(lanjutan...)
OBJEK FILSAFAT
OBJEK FILSAFAT
Objek adalah sesuatu yang merupakan
bahan dari suatu penelitian atau pembentukan pengetahuan (Surajiyo, 2014). Ada
dua obyek filsafat yaitu objek material dan objek formal.
Objek material adalah suatu bahan yang
menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan itu. Objek formal
yaitu sudut pandang yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pmembentukan
pengetahuan itu (Surajiyo, 2014).
Jadi, yang membedakan filsafat dengan
ilmu-ilmu lain terletak dalam objek material dan objek formalnya. Jika dalam ilmu-ilmu
lain, objek materialnya mambatasi dari apapun pada objek formalnya membahas
objek materialnya itu sampai ke hakikatnya untuk esensi dari yang dihadapinya
CIRI-CIRI FILSAFAT
1.
Berpikir
radikal
Berpikir radikal berarti berpikir secara
mendalam untuk mencapai akar persoalan yang dipermasalahkan. Berpikir radikal
hendak memperjelas realitas lewat penemuan serta pemahaman akan akar realitas
itu sendiri.
2.
Mencari
asas
Mencari asas pertama berarti berupaya
menemukan sesuatu yang menjadi esensi realitas. Dengan menemukan esensi suatu
realitas, realitas itu dapat diketahui dengan pasti dan jelas.
3.
Memburu
kebenaran
Kebenaran filsafati tidak pernah
bersifat mutlak dan final, melainkan terus bergerak dari suatu kebenaran menuju
kebenaran baru yang lebih pasti. Kebenaran yang baru ditemukan itu juga terbuka
untuk dipersoalkan kembali, demi menemukan kebenaran yang lebih meyakinkan.
4.
Mencari
kejelasan
Mengejar kejelasan berarti berjuang
untuk mengeliminasi segala sesuatu yang tidak jelas, yang kabur, dan yang
gelap, bahkan juga serba rahasia dan berupa teka-teki. Berfilsafat sesungguhnya
merupakan suatu perjuangan untuk mendapatkan kejelasan pengertian dan kejelasan
seluruh realitas.
5.
Berpikir
rasional
Berpikir rasional adalah berpikir logis,
sistematis, dan kritis. Berpikir logis berarti upaya menarik kesimpulan dan mengambil keputusan
yang tepat dan benar dari premis-premis yang digunakan. Pemikiran sistematis
adalah rangkaian pemikiran yang berhubungan satu sama lain atau saling
berkaitan secara logis. Berpikir kritis berarti upaya untuk terus menerus
mengevaluasi argumen-argumen yang mengklain diri benar. (Jan Hendrik Rapar,
1995).
(sumber: tugas makalah kelompok 1)
Pengertian Filsafat (Makalah Filsafat)
(lanjutan...)
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
PENGERTIAN
FILSAFAT
Pengertian filsafat
dapat ditinjau dari dua segi yakni secara etimologi dan terminologi:
1.
Filsafat
Secara Etimologi
Kata filsafat berasal
dari bahasa Yunani philosophia. Kata philosophia terdiri atas kata philein yang berarti cinta (love) dan sophia yang berarti kebijaksanaan (wisdom), sehingga secara etimologi istilah filsafat berarti cinta
kebijaksanaan (love of wisdom).
Istilah filsafat (philosophia) itu sendiri menunjukkan
bahwa manusia tidak pernah secara sempurna memiliki pengertian menyeluruh
tentang segala sesuatu yang dimaksudkan kebijaksanaan, namun terus menerus
mencarinya. Berkaitan dengan apa yang dilakukannya, filsafat adalah pengetahuan
yang dimiliki rasio manusia yang membuat dasar-dasar terakhir dari segala
sesuatu. Filsafat menggumuli seluruh realitas. Jadi, filsafat adalah upaya
spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik serta lengkap tentang
seluruh realitas.
2.
Filsafat
secara Terminologi
Pengertian Filsafat menurut para ahli:
Plato
Plato berpendapat bahwa filsafat adalah
pengetahuan yang mencoba untuk mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang
asli.
Aristoteles
Menurus Aristoteles, filsafat adalah
ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu
metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat
keindahan).
Rene Descartes
Menurut Rene Descartes, filsafat adalah
kumpulan semua pengetahuan di mana Tuhan, alam, dan manusia menjadi pokok
penyelidikan.
Immanuel Kant
Menurut Kant, filsafat adalah ilmu
(pengetahuan) yang menjadi pangkal semua pengetahuan yang di dalamnya tercakup
masalah epistemology (filsafat pengetahuan) yang menjawab persoalan apa yang
dapat kita ketahui.
N. Driyarkara
Menurut Driyarkara, filsafat adalah perenungan
yang sedalam-dalamnya tentang sebab-sebab ‘ada dan berbuat’, perenungan tentang
kenyataan (reality) yang sedalam-dalamnya sampai ke ‘mengapa’ yang penghabisan.
Jadi, dari
batasan-batasan di atas tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa filsafat adalah
ilmu (pengetahuan) yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam
dengan menggunakan akal sampai pada hakekatnya. (sumber: tugas makalah kelompok 1)
Latar Belakang (Makalah Filsafat)
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Filsafat, Ratuya ilmu-ilmu, begitu
biasanya ia disebut. Sebuah disiplin yang telah berusia ribuan tahun. Sejak
dari perkembangan yang paling awal, filsafat tidak pernah lepas dari konteks
kultural masyarakat tempat ia tumbuh dan berkembang. Kehadiran filsafat di
zaman Yunani kuno dapat dikatakan sebagai langkah awal pembebasan akal manusia
dari kultur mitologis yang membelenggu potensi-potensi rasional manusia.
Kesangsian, keheranan yang bercampur kekaguman, merupakan titik awal munculnya
filsafat. Kesadaran baru bahwa akal manusia memiliki kekuatan yang luar biasa
tajam untuk membelah semua dogmatisme dan kepercayaan palsu. Kritis! Itulah
kata kunci yang digenggam semua filsuf di sepanjang zaman.
Untuk
memahami apa sebenarnya filsafat itu, tentu saja tidak cukup hanya mengetahui
asal usul dan arti istilah yang digunakan, melainkan juga harus memperhatikan
konsep dan definisi yang diberikan oleh para filsuf menurut pemahaman mereka
masing masing. Akan tetapi, perlu pula dikatakan bahwa konsep dan definisi yang
diberikan oleh para filsuf itu tidak sama. Bahkan, dapat dikatakan bahwa setiap
filsuf memiliki konsep dan membuat definisi yang berbeda dengan filsuf lainnya.
Karena itu, ada yang mengatakan bahwa jumlah konsep dan definisi filsafat
adalah sebanyak jumlah filsuf itu sendiri.
Makalah ini bermaksud
memandu pembaca untuk memperoleh gambaran apakah filsafat itu, sejarahnya,
objek-objek dalam filsafat, ciri-ciri filsafat, asal, manfaat, kegunaan, dan
peranan filsafat. (sumber: tugas makalah kelompok 1)
Langganan:
Postingan (Atom)