Selasa, 12 Mei 2015

Urusan Pribadi di Media Sosial

Semakin ke sini media sosial (medsos), seperti facebook, twitter, tidak hanya dijadikan sebagai media bersosialisasi namun juga menjadi media mempublikasikan urusan yang sifatnya pribadi. Seperti makanan kesukaan, doa dan harapan, foto-foto kegiatan sehari-hari, ungkapan perasaan hati, ungkapan kemarahan atau kejengkelan, keluhan, bahkan makian, dll., yang seharusnya bersifat pribadi. Hal-hal pribadi ini bisa menjadi konsumsi publik. Salah satu penyebabnya adalah sifat manusia yang ingin diperhatikan. Dengan mem-posting urusan pribadi, orang lain akan membaca dan mengetahui apa yang sedang kita alami/rasakan. Ketika orang lain tahu, bisa menimbulkan perasaan bahagia. Misalnya, orang lain mengetahui keberhasilan/pencapaian kita tentu membuat kita bangga apalagi bila orang lain memberikan ucapan selamat. Pertanyaannya, apakah postingan bisa menimbulkan efek negatif?

Bisa juga postingan di medsos akan memicu amarah, kebencian, iri hati, atau cemburu bagi para pembaca - yang harusnya ditujukan kepada seseorang saja. Kadang-kadang pembaca dibuat bingung dan bertanya-tanya apa gerangan maksud dari sebuah postingan tertentu. Ada juga pembaca yang merasa ditujukan ke dirinya (padahal bukan). Sebaiknya hal ini dihindari. Caranya: kurangi menulis hal-hal yang tidak jelas (misalnya: tidak jelas mengapa marah atau kesal, tidak jelas kepada siapa ditujukan), yang bisa memicu kebencian, yang bisa menimbulkan curiga. Kalau punya masalah pribadi dengan seseorang sebaiknya jangan di-posting di medsos, apalagi kalau bersifat balas dendam, ancaman, atau mempermalukan seseorang. Karena, pembaca medsos tidak hanya satu orang tetapi orang banyak.

Cara lain yang lebih baik adalah mem-posting hal-hal positif seperti ilmu pengetahuan, info beasiswa, atau opini tentang isu-isu kebangsaan terkini, bahkan bisa juga dengan menggunakan medsos sebagai sarana untuk berbisnis. Pasang iklan menarik dan undang teman-teman untuk merespon. Selain mendapat banyak teman, hal ini bisa mendapat keuntungan dalam mengembangkan bisnis. Semoga semakin hari, dengan bertambahnya pengetahuan/wawasan kita, semakin kita menggunakan media sosial secara bijaksana. Kadang-kadang penyebab kita menggunakan medsos secara salah adalah karena kurangnya pengetahuan, kurangnya pengendalian diri (atau emosi), atau karena narsis (mencintai diri sendiri secara berlebihan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar