Seminggu ini telfon genggamku tidak berdering. Tidak ada panggilan dan pesan masuk. Tapi ini bukan masalah buatku. Aku pernah mendengar seseorang mengeluh karena tidak pernah mengangkat telfon atau menerima pesan pendek selama tiga hari. Katanya hidupnya sepi sekali. Untungnya dengan adanya smartfon, orang tersebut sekarang sering chatting dengan teman-temannya. Hampir setiap saat. Beda dengan aku yang tidak suka diganggu oleh dering telfon. Terlebih bila terlalu sering. Hingga suatu hari aku me-nonaktifkan aplikasi chatting di hpku. Banyak teman menanyakan 'kabarku'. Maksudnya mengapa chat dari mereka tidak pernah kubalas. Aku bilang saja aku tidak aktif lagi dan kalau mau menghubungi telfon saja atau kirim sms. Menurutku, memegang hp/smartfon terlalu sering justru membuat hidup tambah sepi.
Aku sering bepergian dengan bus. Sering kuamati orang-orang sibuk dengan smartfonnya. Pernah kulirik sebentar orang yang duduk di sisiku, karena agak penasaran, dia sibuk membalas chat. Dan dari pengamatan sekilasku, percakapan mereka tidak terlalu penting. Awalnya kupikir sedang membahas bisnis tertentu, ternyata cuma candaan-candaan konyol. Pantas saja dia, orang yang di sampingku tadi, senyum-senyum sendiri bahkan kadang tertawa kecil. Buatku ini hal konyol. Lebih baik memanfaatkan waktu perjalanan, apalagi kalau macet, dengan membaca. Entah koran, novel, atau buku lainnya. Ini lebih bermanfaat. Mungkin ini masih bisa dimaklumi, orang-orang yang kelelahan setelah seharian bekerja membutuhkan hiburan dengan berkomunikasi lewat smartfon saat dalam bus. Tapi yang kumaksud adalah kecanduan menggunakan smartfon.
Hal ini juga sudah memengaruhi anak sekolah yang mata dan jarinya tidak bisa lepas dari smartfon. Pada saat jam pelajaran sedang berlangsung, ada saja murid yang secara sembunyi memainkan hpnya. Pernah suatu kali aku menangkap seorang murid sedang bbm-an padahal pelajaran sedang berlangsung. Hpnya langsung kusita.
Mungkin aku orang yang terlalu serius atau kaku seperti kata teman-temanku. Namun, kupikir banyak hal penting dan bermanfaat yang bisa dilakukan ketimbang kerjaannya hanya tertunduk di depan smartfon. Atau, apakah orang-orang lebih senang melakukan hal-hal yang tidak penting?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar