Jumat, 21 Maret 2014

Pileg dan baca buku

Tahun 2014 ini merupakan tahun politik di Indonesia. Kampanye yang dilaksanakan oleh partai-partai politik mengisi berita-berita di televisi sampai aku bosan mendengarnya. Dari yang sudah kuikuti, tidak ada satu partai pun yang peduli akan 'minat baca masyarakat'. Maksudku di sini adalah yang peduli terhadap buku-buku bacaan yang harganya mahal-mahal. Pernah aku menanyakan beberapa murid sekolah tentang minat baca mereka. Sebenarnya mereka ingin membaca buku. Tapi cukup mahal untuk membeli satu buku saja. Perpustakaan di sekolah kadang tidak memadai. Bahkan, mungkin ada sekolah yang tidak memiliki perpustakaan. Hal ini diperparah dengan munculnya gadget yang telah mampu menarik perhatian generasi muda. Gadget semakin murah karena saling bersaing satu sama lain.

Menurutku, para calon wakil rakyat harusnya peduli akan hal ini. Memperjuangkan agar harga buku bisa murah. Sehingga masyarakat tertarik membeli dan membaca buku. Pikiranku lain berkata, jangan-jangan para calon wakil rakyat ini sebenarnya tidak gemar membaca. Kalau begini, ya, parah. Atau, jangan-jangan para wakil rakyat ini, kelak, takut kalau warganya lebih cerdas dari mereka, bisa menggoyang kursi yang mereka duduki. Mungkin saja begitu. Dan ini lebih parah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar