Senin, 22 September 2014

Judulnya apa ya?

Beberapa hari yang lalu aku menambahkan pertemanan di facebook. Salah satunya adalah bimbingan belajar. Kubaca profilnya. Ada tertulis mencerdaskan anak bangsa dan juga jaminan sukses di masa depan. Ada juga jaminan sukses bagi yang mengikuti olimpiade. Pertanyaannya apakah benar demikian? Bisakah bimbel melakukan itu? Tentu bisa. Namun pertanyaan berikutnya, menurutku, dan ini lebih penting apakah bangsa kita membutuhkan anak-anak yang cerdas dalam hal pengetahuan saja? Tentu kita bangga pada para juara olimpiade yang telah mengharumkan nama bangsa. Namun, mereka hanya segelintir orang saja di antara ratusan juta penduduk Indonesia.

Negara kita tidak lagi membutuhkan orang-orang yang cerdas. Terlalu banyak orang pintar di Indonesia. Salah satu buktinya, ya, para pemenang olimpiade internasional tadi dan prestasi-prestasi lain yang ditunjukkan oleh anak bangsa. Negara kita membutuhkan pribadi yang berintegritas, jujur, giat bekerja tanpa pamrih. Coba lihat para pendaftar CPNS saat ini, karena masih hangat beritanya, apakah para pendaftar itu memikirkan apa yang akan mereka berikan pada negara? Saya kira kebanyakan tidak. Malah sebaliknya, mereka memikirkan mereka akan mendapatkan kenyamanan dan jaminan hari tua alias pensiun. Mereka memikirkan apa yang diberikan negara.

Negara kita membutuhkan pribadi yang berintegritas, jujur, dan giat bekerja tanpa pamrih. Bukan sekadar pintar. Tentu banyak karakter positif lain yang dibutuhkan dan bisa kita tambahkan sendiri. Nah, apakah lembaga-lembaga bimbingan belajar memikirkan hal ini? Biasanya bimbel hanya mengutamakan cara mengatasi/memecahkan soal, itupun dengan cara cepat/instan. Namun, tidak memerhatikan hal yang paling penting yang dibutuhkan oleh bangsa ini; integritas, kejujuran, dan rajin bekerja tanpa pamrih. Sekolah juga perlu memerhatikan hal ini. Dan terutama pemerintah. Ada sebuah opini yang kubaca dari koran mengatakan bahwa guru sering terdesak oleh kepentingan politis, tingkat kelulusan 100%, kalau tidak, akan mendapat tekanan dari atasan/dinas.

Inilah cikal bakal para koruptor. Mengapa ada koruptor? Karena tidak ada pribadi yang berintegritas, jujur dan bekerja tanpa pamrih. Malah sebaliknya, terciptalah generasi yang bekerja tapi ingin dibayar mahal, malah kalau bisa mengambil lebih banyak lagi. Bukannya bekerja untuk memberikan yang terbaik. 

Ya begitulah ceritanya ketika aku menambahkan pertemanan di facebook. Aku hanya mencurahkan isi hati tentang kondisi pendidikan kita. Apa yang diketahui anak-anak? Kurasa mereka hanya menurut saja. Disuruh ikut bimbel biar pintar, ikut saja. Disuruh belajar giat, ikut saja. Sering dalam keadaan terpaksa. Mereka tidak tahu apa motivasi di balik pendirian bimbel tersebut. Apakah murni untuk mencerdaskan mereka atau sekadar meraup untung dari bisnis ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar