Tiga anak perempuan di rumah depan kulihat sedang asyik bermain dengan
seperangkat alat masak-masakan. Aku tidak tahu apakah ketiganya bersaudara
kandung atau mungkin dua dari mereka anak dari tetangga yang lain. Hari itu
baru selesai hujan, jadi tanah masih basah dan cuaca masih lembab. Tapi bagi
ketiga anak gadis itu, kelihatannya cuaca tidak memengaruhi keasyikan mereka
bermain.
Sementara
aku termenung sejenak. Aku jadi teringat masa kecilku. Andai aku bisa muda
lagi. Satu dari sekian pengalaman masa kecil yang masih kuingat adalah saat
pulang sekolah, dan saat itu hujan deras sekali. Waktu duduk di bangku SD, aku
dan kedua saudaraku selalu bersama, mulai dari berangkat hingga pulang sekolah.
Kami bertiga diantar oleh bapak. Bapak seorang guru, tapi bukan di tempat kami
bersekolah. Karena bapak mengajar di SMA. Sekolahku dan sekolah tempat bapak
mengajar tidak jauh. Hanya berjalan kaki saja sampai. Biasanya kalau pulang
sekolah kami langsung ke sekolah bapak dan menunggunya sampai pulang.
Suatu
hari yang mendung, bel tanda pulang berbunyi. Kami langsung bertemu di gerbang
sekolah lalu langsung bergegas ke tempat bapak. Sesampainya di sana, hujan
turun sangat deras. Kami menunggu di kantornya. Kantor kosong sebab guru-guru
di sana masih mengajar. Tepat di depan ruang guru di situ ada saluran air, yang
saat itu sedang penuh dan air mengalir deras karena hujan. Kami pun membuat
perahu kertas. Di situ banyak kertas bekas. Kami meletakkan perahu kertas di
atas air pada saluran itu dan sambil berlari mengikuti perahu-perahu itu
berlayar sampai belokan yang kami tidak tahu ke mana ujungnya.
Tiga
anak kecil bermain di depan rumah. Ketiganya perempuan. Dulu kami juga bertiga ─aku dan adikku
laki-laki dan kakak perempuan kami. Ketiga anak gadis itu masih kecil. Kami
dulu masih kecil. Aku tidak tahu apakah perahu kertas kami berlabuh dengan
selamat pada tujuan yang tidak kami ketahui. Yang kuketahui adalah aku menua,
usiaku sekarang 26 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar