Hari minggu ini tema khotbah di gereja, tadi siang, menarik sekali buatku. Yaitu tentang dekat dengan Allah. Bagaimana sih caranya dekat dengan Allah? Adakah manusia yang benar-benar dekat dengan Allah?
Tidak ada seorang pun yang bisa dekat dengan Allah. Karena manusia sungguh terbatas. Selain manusia terbatas, manusia juga berdosa. Sementara Allah adalah mahakudus dan kekal. Jadi, tidak mungkin yang terbatas dan berdosa mampu dekat dengan Pribadi yang Mahakudus dan kekal itu. Hanya Pribadi yang Kekal yang mampu dan mungkin mendatangi pribadi yang terbatas. Dan ini pun hanya oleh belas kasih dari Pribadi yang Kekal itu.
Menarik sekali, dalam kekristenan, Allah-lah (Pribadi yang Kekal) yang datang kepada manusia. Allah-lah yang menyelamatkan manusia melalui Yesus Kristus. Bukan sebaliknya; manusia yang datang kepada Allah atau manusia berusaha dengan berbagai cara untuk mendapatkan keselamatan. Jadi, dalam kekristenan, manusia bisa dekat dengan Allah semata-mata hanya karena anugerah-Nya, bukan hasil upaya manusia.
Apakah tradisi kurban bakaran menyelamatkan manusia seperti yang dilakukan umat Israel kuno? Sama sekali tidak. Justru kurban yang dipersembahkan setiap tahun menunjukkan bahwa kurban tersebut tidak memberi keselamatan. Karena kalau kurban tersebut memberi keselamatan, maka cukup dilakukan sekali saja, bukan tiap tahun. Justru kurban yang dipersembahkan itu berguna untuk menyingkapkan dosa yang terus dilakukan manusia.
Di sinilah kasih Allah itu terbukti bahwa 'kurban sejati' yaitu Tuhan Yesus telah dipersembahkan untuk menebus dosa dan menyelamatkan umat manusia cukup sekali saja. Jadi, berbahagialah orang yang hidupnya di dalam Tuhan Yesus, karena hanya melalui DIA manusia bisa dekat dengan Allah. Sekarang, adakah manusia yang benar-benar dekat dengan Allah? Ada, yaitu orang yang percaya kepada Yesus Kristus.
Karena ini bulan Natal, maka sesungguhnya Natal sejati itu adalah peringatan kedatangan Sang Juruselamat yaitu Tuhan Yesus ke dalam dunia. Natal sejati bukanlah perayaan, pesta, atau peringatan kebaikan santa Klaus, melainkan peringatan akan bukti kasih Allah yang rela mengosongkan diri-Nya dari kemuliaan menjadi sama dengan manusia.
Selamat menyambut Natal. Semoga kita dianugerahkan hikmat surgawi oleh Tuhan dalam memaknai keselamatan yang sesungguhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar