Kamis, 12 Juni 2014

Kecewa?

Pernah suatu hari aku menonton salah satu acara lawakan di tv. Di segmen terakhir acaranya sebuah parodi pencarian bakat. Di sana tersedia juri dan para peserta yang menunjukkan bakat mereka. Tentu semua pemainnya diperankan oleh para pelawak itu. Acara pencarian pencarian bakat ala pelawak ini pastinya membuat penonton tertawa.  Para kontestan menunjukkan bakat mereka. Di bagian akhir acara saat penentuan juara, ternyata hasil penilaian juri adalah tidak ada yang juara. Pencarian bakatpun berakhir dengan kekecewaan dari pihak kontestan.

Ada yang menarik di acara ini. Meskipun hanya lawakan, tapi kita perlu belajar suatu hal. Ketimbang menontonnya hanya untuk melepas stres sehabis lelah bekerja. Parodi yang berakhir kekecewaan bisa jadi gambaran kehidupan kita sehari-hari tanpa kita sadari. Coba kita renungkan setelah kita bekerja seharian apa yang kita dapatkan? Atau setelah sebulan bekerja? Hanya dapat gaji. Gaji tersebut habis digunakan. Lalu bekerja lagi. Lelah lagi. Kecewa lagi.

Begitulah kalau kita memercayakan hidup pada dunia ini. Dunia ini, dengan segala hiburan yang ia tawarkan pun, hanya memberikan kekecewaan. Usaha yang kita lakukan untuk mencari kesenangan selalu tidak berhasil mendapatkan kesenangan sejati. Selalu berakhir kecewa. Bila kita mendapatkan kesenangan, misalnya dalam musik, maka kesenangan itu segera berakhir dengan membosankan. Musik yang kita dengarkan setiap hari tentu bikin bosan. Atau kesenangan dalam harta. Siapa yang pernah puas dengan harta? Tidak ada. Orang kaya sekalipun masih saja melakukan korupsi/pencurian. Atau setidaknya orang kaya akan kuatir mengenai kekayaannya bisa habis. Kekayaan membuatnya tidak tenang. Akhirnya kesenanganpun tidak jua datang.

Jadi agar tidak kecewa dalam hidup ini, percayalah kepada Tuhan, sumber kebahagiaan sejati. Hiduplah seturut apa yang Ia firmankan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar