Senin, 30 Juni 2014

Nyaman Tidak Nyaman

Ini seputar pekerjaanku. Dibaca, silakan. Tidak dibaca, enggak apa-apa.

Kenapa ya setiap kali aku berpikir sudah nyaman dengan pekerjaanku, aku lalu dipindahkan? Kalian pasti tidak tahu. Aku aja enggak tahu.

Aku seorang guru di salah satu sekolah swasta di Cibinong, Bogor. Tahun pertama aku ditempatkan ngajar matematika SMK yang bukan bidangku. Aku lulusan pendidikan fisika disuruh ngajar matematika SMK yang ada matematika keuangannya. Dengan memaksakan diri, aku belajar mati-matian sebelum ngajar. Setahun kulalui aku merasa sudah pas di pelajaran ini. Berharap tahun berikutnya ngajar matematika lagi agar aku bisa memperbaiki kesalahan-kesalahan yang kulakukan. 

Memasuki tahun kedua, eh, aku dipindahin ke SMP. Ngajar matematika. Harus belajar lebih lagi. Meski matematika SMP terlihat lebih gampang, namun mengajarkannya ke murid-murid itu yang sulit. Tidak mudah mengajar aljabar ke murid SMP, misalnya. Tahun kedua berjalan, setahun aku menikmatinya. Aku berpikir tahun depannya ngajat matematika lagi. Ini membuatku tenang. Rasanya aku ingin mengajar matematika lagi tahun depan dan memperbaiki cara mengajarku. 

Tahun ajaran baru berikutnya tiba. Aku masih di SMP. Tapi disuruh ngajar fisika. Cukup melegakan. Akhirnya aku kembali ke jalan yang benar. Pelajaran yang sesuai bidangku. Tapi aku mesti belajar lebih. Karena lebih dari dua tahun aku tidak mengajar fisika. Banyak juga materi yang aku lupa. Aku senang mengajar fisika. Tapi di tahun ajaran 2014/2015 yang baru akan dimulai bulan Juli depan, aku ditempatkan di SMA. Mengajar matematika kelas X dan XI. Apa-apaan ini, pikirku.

Sudah nyaman dua tahun di SMP, meski ngajar matematika dan fisika, malah dipindahin ke SMA. Mesti belajar matematika SMA lagi nih. Tentunya beda dengan matematika SMK, apalagi matematika SMP. Setahuku matematika SMA sedikit lebih susah. 

Oke, aku berpikir positif saja. Memang tidak mudah bagi kita keluar dari zona nyaman, namun ini membuat kita bisa belajar mengembangkan diri. Aku meyakini bahwa Tuhan sengaja mengizinkanku tidak selalu berada dalam zona nyaman karena Dia ingin membentukku. Entahlah tujuan-Nya, pasti itu terbaik buatku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar