Siapa di antara kita yang tidak suka mendapat berkat? Saya pikir tidak ada. Semua orang menginginkan hidupnya selalu diberkati. Baik kesehatan, kebutuhan sehari-hari, kepandaian, dlsb.
Setiap orang mengharapkan dirinya diberkati. Bahkan kalau bisa selama hidup ini tidak merasakan penderitaan. Kenyataannya tidak seperti itu.
Apakah berkat selalu membuat kita bahagia dalam hidup ini? Nyatanya tidak. Hal ini ditunjukkan oleh orang Israel ketika mengembara di padang gurun selepas keluar dari tanah Mesir. Orang Israel menerima Manna setiap hari. Roti dari surga itu diterima dengan cuma-cuma tanpa perlu bekerja terlalu keras (Bilangan 11:1-11). Itu adalah berkat yang sangat besar.
Di zaman yang serba susah ini, orang-orang tentu sangat ingin bila ada makanan yang diperoleh secara gratis. Tanpa perlu bekerja keras. Orang Israel malah sebaliknya. Mereka mengharapkan berkat lebih. Mereka bosan dengan Manna. Mereka menginginkan daging, meskipun harus kembali ke Mesir; kembali ke perbudakan.
Mengapa bisa seperti itu? Karena mereka mendambakan berkatnya. Bukan Sang Pemberi Berkat yaitu Allah semesta alam. Mereka tidak bersyukur.
Secara ilmiah manusia memang tidak pernah bisa dipuaskan. Ketika manusia merasa bahagia karena sesuatu, maka di lain waktu sesuatu tersebut tidak lagi membuatnya bahagia. Seperti lelucon yang diulang-ulang, tak akan lagi terasa lucu. Begitulah kira-kira.
Agar kita bisa merasakan bahagia, maka datanglah kepada Sang Pemberi Berkat. Kepada Allah semesta alam. Jika dan hanya jika kita berada dalam Tuhan, maka kita akan merasakan hidup yang penuh berkat.
Berkat tidak selalu sama dengan materi atau benda. Hati yang damai, hidup yang aman dan tenteram, adalah juga termasuk berkat. Dan berkat terindah adalah keselamatan dari Allah melalui Tuhan Yesus. Tidak seorang pun dapat memberikan berkat yang terakhir ini; bahkan tokoh agama besar sekali pun.
Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk tinggal di dalam-Nya. "Jika kamu hidup tinggal di dalam-Ku, " kata Yesus, "maka kamu akan berbuah." Perintah ini berlaku juga pada kita orang percaya, orang kristen. Kita akan menghasilkan buah. Buah itu akan dinikmati juga oleh orang lain. Diberkati untuk menjadi berkat. Tujuannya adalah agar orang lain melihat Tuhan melalui hidup kita.
Jadi, hidup seorang kristen bukanlah mendambakan berkat, tapi tinggal di dalam Yesus.
Orang yang sibuk mencari berkat tidak akan pernah merasa bahagia dalam hidupnya. Tetapi orang yang tinggal di dalam Yesus, akan berbuah banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar