Sabtu, 29 November 2014

Untuk Guruku

dulu sebuah kalimat yang tertulis di lembaran buku
tidak berarti bagiku sebab mataku buta tak mampu membaca
dengan sabar kau mengajariku mengenali huruf demi huruf
rangkaiankata demi rangkaiankata kemudian kalimat demi kalimat
satu per satu hingga habis waktumu hingga aku lulus
dan dinyatakan mampu melanjutkan sekolah lagi ke tingkat
paling tinggi.

dulu rahasia-rahasia yang tersembunyi bagiku dalam kata-kata
dengan mudah kupahami sebab kau mengajariku
tidak hanya merangkai kata tapi juga menemukan makna
di dalamnya.

aku pun bertumbuh semakin dewasa
melanjutkan sekolah ke luar kota dengan ijazah yang membanggakan
serta membawa harapan meraih cita-cita.
namun kau tetap di sekolah yang sama
mengajari generasi setelahku agar bisa sepertiku;
tugasmu belum selesai, guruku.

generasi terus datang, waktu terus bergulir
bagai panah melesat tanpa kembali
dan kau berdiri di tempat yang sama
membangun, membentuk, menciptakan satu generasi berikutnya
yang kelak menjadi pembangun-pembangun bangsa.

dari tanganmu terlahir para pemimpin
dari kesabaranmu tercipta manusia terdidik
dari amarahmu terbentuk pribadi yang disiplin
dari hatimu tercurah harapan 'semoga kelak anak didikku berhasil'.

untuk guruku,
kutahu kau masih di tempat yang sama
masih mempersiapkan satu pemimpin lagi,
kuucapkan terima kasih atas jasamu
lihat anak didikmu ini kini sudah berhasil.

suatu hari nanti, bila waktu mempertemukan kita,
aku akan menunduk hormat di hadapanmu
sambil menjabat dan mencium tanganmu.

(puisi ini kutulis untuk mengenang jasa para guru
yang telah mengajar dan mendidikku terkhusus untuk guru-guru sewaktu aku masih
di bangku sekolah dasar - SD Tohia Gunungsitoli)

Selasa, 25 November 2014

Selamat Hari Guru

Ucapan 'selamat hari guru' hari ini kuterima pertama kali dari rekan guru. Lalu kubalas 'selamat hari guru'. Tidak ada ucapan dari murid. Guru mengucapkan 'selamat hari guru' kepada rekan guru lain.

Menjadi seorang guru merupakan tugas yang sungguh mulia. Lebih mengutamakan kepentingan orang lain daripada kepentingan sendiri, menjadi orang tua bagi para murid, dan menjadi teladan. Seorang guru tidak hanya membagikan pengetahuan, tetapi juga memberikan nilai-nilai kebajikan kepada murid-muridnya. Sehingga seorang anak menjadi pribadi yang utuh; pribadi yang berintegritas.

Bagaimana mengetahui bahwa seorang guru adalah benar-benar guru yang baik? Aku pikir tidak ada cara yang baik untuk mengukurnya. Termasuk pemberian sertifikasi guru. Menurutku, sertifikasi guru sama sekali tidak menentukan seorang guru dikatakan baik atau tidak; berkualitas atau tidak. Namun, bukan berarti tidak ada guru yang baik. Banyak juga guru yang mengabdikan dirinya dengan sepenuh hati, mengajar dan mendidik sepenuh hati, disenangi oleh murid, dan banyak murid yang diajarinya menjadi sukses. Sukses dalam hal ini berarti mampu menjadi manusia sepenuhnya di tengah-tengah kehidupan berbangsa dan bernegara.

Apa penilaian masyarakat terhadapa guru saat ini? Beberapa anggapan, mulai dari yang positif hingga negatif. Ada yang masih menghormati profesi guru, ada yang biasa saja, ada juga yang menganggap guru adalah pekerjaan yang mudah. Aku pernah mendengar orang berkata 'apa sih susahnya jadi guru, tinggal ngajarin orang doang' atau 'mengajar itu hanya hobi, bisa dilakukan oleh semua orang'. Begitulah kira-kira tanggapan yang pernah kudengar.

Aku seorang guru. Memang belum dikatakan sebagai guru profesional karena masih sedikit pengalaman. Namun, aku sudah mengalami susahnya jadi guru. Dari luar memang kelihatannya menjadi guru itu mudah. Tapi sebenarnya tidak semudah yang dibayangkan. Mengajari dan mendidik puluhan anak dalam satu kelas bukanlah pekerjaan mudah. Perlakuan kepada  satu anak tidak boleh disamakan kepada anak yang lain. Bayangkan saja kalau jumlah anaknya puluhan, bahkan ratusan.

Berita memprihatinkan tentang guru adalah masih ada guru yang berpenghasilan rendah. Misalnya, digaji Rp600.000,- per tiga bulan. Di samping itu, ada juga guru yang berpenghasilan sangat tinggi. Mungkin 10 kali lipat gaji guru berpenghasilan tadi. Parahnya, guru-guru PNS tenyata ada yang malas mengajar padahal gaji tetap mengalir tiap bulan. Ini sungguh memprihatinkan.

Terberkatilah guru Indonesia.

Senin, 10 November 2014

Resume: Metodologi

Pengertian
Metodologi merupakan hal yang mengkaji perihal urutan langkah-langkah yang ditempuh supaya pengetahuan  yang diperoleh memenuhi ciri-ciri ilmiah.

Kata metodologi berasal dari kata metode dan logos. Metodologi bisa diartikan sebagai ilmu yang mempelajari metode-metode.

Metode berasal dari kata Yunani methodos; meta (menuju, melalui, mengikuti, sesudah) dan kata benda hodos (jalan, perjalanan, cara, arah). Kata methodos berarti  penelitian, metode ilmiah, uraian ilmiah. Metode adalah cara bertidak sesuai system aturan tertentu. (Anton Bakker)

Metodologi adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan dalam metode tersebut. (Senn)

Metode adalah suatu prosedur atau cara mengerahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah yang sistematis. (Senn)

Unsur-unsur Metodologi
  1. Interpretasi: menafsirkan dengan bertumpu pada eviden obyektif, untuk mencapai kebenaran yg autentik.
  2. Induksi dan deduksi: penggunaan metode dengan siklus empiris, yakni observasi, induksi, deduksi, kajian, dan evaluasi.
  3. Koherensi Intern: usaha memahami secara benar guna memperoleh hakikat menunjukkan semua unsure structural dilihat dalam suatu struktur yang konsisten.
  4. Holistis: tinjauan secara mendalam untuk mencapai kebenaran secara utuh.
  5. Kesinambungan Historis: sebagai makhluk historis, perkembangan manusia harus dipahami melalui proses berkesinambungan. Manusia berkembang dalam pengalaman dan pikiran.
  6. Idealisasi: proses untuk membuat ideal, artinya upaya dalam penelitian untuk memperoleh hasil yang ideal/sempurna.
  7. Komparasi: upaya membandingkan sifat hakiki dalam objek penelitian.
  8. Heuristika: metode menemukan jalan baru secara ilmiah untuk memecahkan masalah.
  9. Analogical: filsafat meneliti arti, nilai, dan maksud yang diekspresikan dalam fakta dan data.
  10. Deskripsi: hasil penelitian harus bisa dideskripsikan.


Prinsip Metodologi menurut beberapa ahli:
Rene Descartes
  1.  Menjelaskan masalah ilmu-ilmu yang diawali dengan menyebutkan akal sehat. Akal sehat ada yang kurang/lebih memilikinya, namun yang terpenting adalah penerapannya dalam aktivitas ilmiah.
  2. Menjelaskan tentang kaidah-kaidah pokok tentang metode yang akan dipergunakan dalam aktivitas ilmiah.
  3. Menyebutkan beberapa kaidah moral yang menjadi landasan bagi penerapan metode.
  4. Menegaskan pengabdian pada kebenaran yang acapkali terkecoh oleh indra.
  5. Menegaskan perihal dualism dalam diri manusia; jiwa bernalar dan jasmani yang meluas.
  6. Dua jenis pengetahuan; spekulatif dan praktis.


Alfred Jules Ayer
Prinsip verifikasi: merupakan pengandaian untuk melengkapi suatu criteria, sehingga melalui criteria tersebut dapat ditentukan apakah suatu kalimat mengandung makna atau tidak. Suatu kalimat mengandung makna, jika dan hanya jika proposisi yang diungkapkan itu dapat dianalisis atau dapat diverifikasi secara empiris.

Karl Raimund Popper
  1. Popper menolak anggapan bahwa suatu teori dapat dibuktikan dengan verifikasi. Teori-teori ilmiah selalu bersifat hipotesis, tidak ada kebenaran terakhir.
  2. Cara kerja metode induksi yang secara sistematis dimulai dari pengamatan secara teliti gejala yang sedang diteliti.
  3. Prinsip falsifiabilitas, yaitu bahwa sebuah pernyataan dapat dibuktikan kesalahannya. Maksudnya sebuah hipotesis, hokum, teori kebenarannya hanya bersifat sementara, sejauh belum ditemukan kesalahan-kesalahannya.


Michael Polanyi
Pengembangan ilmu pengetahuan menuntut kehidupan kreatif masyarakat ilmiah yang pada gilirannya didasarkan pada kepercayaan akan kemungkinan terungkapnya kebenaran-kebenaran yang hingga kini masih tersembunyi.

Metode-metode filsafat:
Zeno (Reductio ad Absurdum)
Sokrates (Maieutik Dialektis Kritis Induktif)
Plato (Deduktif Spekulatif Transcendental)
Aristoteles (Silogistis Deduktif)
Plotinus (Kontemplatif-Mistis)
Descartes (Skeptis)
Bacon (Induktif)
Eksistensialisme (Eksistensial)
Fenomenologi (Fenomenologis)
Analitik (Verifikasi dan Klarifikasi)

Sabtu, 08 November 2014

Perilaku bisa dipelajari

Apakah kepribadian bisa berubah? Itu adalah pertanyaanku sewaktu kuliah. Jawaban dosenku adalah ya. Perilaku bisa dipelajari, karena itu kepribadian bisa berubah. Kepribadian merupakan salah satu pembentuk perilaku. Artinya perilaku lebih luas maknanya ketimbang kepribadian. Kalau kepribadian tidak bisa berubah atau diubah, untuk apa berlelah-lelah datang ke sekolah. Karena di sekolahlah perilaku diubah atau dibentuk. Meskipun perilaku bisa juga dipengaruhi oleh lingkungan di luar sekolah. Pertanyaannya sekarang adalah kepribadian apa yang perlu dibentuk? Tentunya kepribadian yang nilainya mampu bertahan sepanjang masa dan diterima di setiap tempat. Seperti pribadi yang jujur, penuh tanggung jawab, setia, dan lain-lain. Semua perilaku tersebut tentu dapat diterima di semua daerah dan selalu diharapkan ada dalam diri manusia di sepanjang masa.