Jumat, 23 Januari 2015

save?

Menarik sekali, sekaligus memuakkan, menyaksikan peristiwa politik dan hukum di Indonesia baru-baru ini. Lagi-lagi KPK vs Polri. Kedua lembaga negara yang sama-sama menegakkan kebenaran. Ditambah lagi DPR yang juga merupakan lembaga negara. Kata pengamat sih, ini berawal saat presiden mengajukan calon tunggal kapolri, BG, yang tidak lama kemudian ditetapkan sebagai tersangka korupsi oleh KPK. Anehnya, DPR juga ikut menyetujui pencalonan tersebut padahal sudah jelas-jelas calon kapolri tersebut dalam masalah hukum. Lalu muncul perkara-perkara lain. Yang terbaru yaitu penangkapan salah satu pimpinan KPK. Entahlah, mungkin ada lagi yang terbaru dari semua berita baru ini.

Sabtu, 10 Januari 2015

Manfaat, Kegunaan, dan Peranan Filsafat

(bagian akhir)

MANFAAT BELAJAR FILSAFAT
  1. Menjawab pertanyaan mendasar tentang kehidupan.
  2. Memberi alternatif penanganan masalah terdalam manusia serta hakikat kebaikan dan kebenaran.
  3. Merefleksikan pikiran filsuf terdahulu dan mengambil maknanya untuk kehidupan sekarang.
  4. Mampu berpikir kritis-rasional dan otonom-mandiri.

Asal Filsafat

(lanjutan...)
ASAL FILSAFAT
Ada beberapa hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat, yaitu sebagai berikut:
1.         Ketakjuban.
Ketakjuban hanya mungkin dirasakan dan dialami oleh makhluk yang berperasaan dan berakal budi. Manusia adalah makhluk yang takjub. Objek ketakjuban adalah segala sesuatu yang ada dan yang dapat diamati.
2.         Ketidakpuasan
Sebelum filsafat lahir, berbagai mitos dan mite (dongeng dan takhayul) menjelaskan tentang asal mula dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam semesta serta sifat-sifat peristiwa itu. Manusia tidak puas dengan penjelasan itu. manusia terus menerus mencari penjelasan dan keterangan yang lebih pasti itu lambat-lambat mulai berpikir secara rasional. Akibatnya, akal budi semakin berperan. Mitos dan mite tersisih, filsafat lahir. 
3.         Hasrat bertanya
Ketakjuban manusia telah melahirkan pertanyaan, dan ketidakpuasan manusia membuat pertanyaan-pertanyaan yang tak kunjung habis. Pertanyaanlah yang membuat manusia melakukan pengamatan, penelitian dan penyelidikan.
4.         Keraguan
Pertanyaan yang diajukan untuk memperoleh kejelasan dan keterangan yang pasti pada hakikatnya merupakan suatu pernyataan tentang adanya keraguan di pihak manusia yang bertanya.
5.         Kesadaran akan keterbatasan
       Manusia merasa bahwa ia sangat terbatas dan terikat terutama pada waktu mengalami penderitaan atau kegagalan. Dengan kesadaran akan keterbatasan dirinya ini, manusia mulai berfilsafat. Ia mulai memikirkan bahwa di luar manusia yang terbatas pasti ada sesuatu yang tidak terbatas. 
(sumber: tugas makalah kelompok 1)

Objek dan Ciri Filsafat

(lanjutan...)

OBJEK FILSAFAT
Objek adalah sesuatu yang merupakan bahan dari suatu penelitian atau pembentukan pengetahuan (Surajiyo, 2014). Ada dua obyek filsafat yaitu objek material dan objek formal.
Objek material adalah suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan itu. Objek formal yaitu sudut pandang yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pmembentukan pengetahuan itu (Surajiyo, 2014).
Jadi, yang membedakan filsafat dengan ilmu-ilmu lain terletak dalam objek material dan objek formalnya. Jika dalam ilmu-ilmu lain, objek materialnya mambatasi dari apapun pada objek formalnya membahas objek materialnya itu sampai ke hakikatnya untuk esensi dari yang dihadapinya


 CIRI-CIRI FILSAFAT
1.         Berpikir radikal
Berpikir radikal berarti berpikir secara mendalam untuk mencapai akar persoalan yang dipermasalahkan. Berpikir radikal hendak memperjelas realitas lewat penemuan serta pemahaman akan akar realitas itu sendiri.

2.         Mencari asas
Mencari asas pertama berarti berupaya menemukan sesuatu yang menjadi esensi realitas. Dengan menemukan esensi suatu realitas, realitas itu dapat diketahui dengan pasti dan jelas.

3.         Memburu kebenaran
Kebenaran filsafati tidak pernah bersifat mutlak dan final, melainkan terus bergerak dari suatu kebenaran menuju kebenaran baru yang lebih pasti. Kebenaran yang baru ditemukan itu juga terbuka untuk dipersoalkan kembali, demi menemukan kebenaran yang lebih meyakinkan.

4.         Mencari kejelasan
Mengejar kejelasan berarti berjuang untuk mengeliminasi segala sesuatu yang tidak jelas, yang kabur, dan yang gelap, bahkan juga serba rahasia dan berupa teka-teki. Berfilsafat sesungguhnya merupakan suatu perjuangan untuk mendapatkan kejelasan pengertian dan kejelasan seluruh realitas.

5.         Berpikir rasional
       Berpikir rasional adalah berpikir logis, sistematis, dan kritis. Berpikir logis berarti upaya  menarik kesimpulan dan mengambil keputusan yang tepat dan benar dari premis-premis yang digunakan. Pemikiran sistematis adalah rangkaian pemikiran yang berhubungan satu sama lain atau saling berkaitan secara logis. Berpikir kritis berarti upaya untuk terus menerus mengevaluasi argumen-argumen yang mengklain diri benar. (Jan Hendrik Rapar, 1995). 
(sumber: tugas makalah kelompok 1)

Pengertian Filsafat (Makalah Filsafat)

(lanjutan...)
PEMBAHASAN

PENGERTIAN FILSAFAT
Pengertian filsafat dapat ditinjau dari dua segi yakni secara etimologi dan terminologi:
1.         Filsafat Secara Etimologi
Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani philosophia. Kata philosophia terdiri atas kata philein yang berarti cinta (love) dan sophia yang berarti kebijaksanaan (wisdom), sehingga secara etimologi istilah filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom).
Istilah filsafat (philosophia) itu sendiri menunjukkan bahwa manusia tidak pernah secara sempurna memiliki pengertian menyeluruh tentang segala sesuatu yang dimaksudkan kebijaksanaan, namun terus menerus mencarinya. Berkaitan dengan apa yang dilakukannya, filsafat adalah pengetahuan yang dimiliki rasio manusia yang membuat dasar-dasar terakhir dari segala sesuatu. Filsafat menggumuli seluruh realitas. Jadi, filsafat adalah upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik serta lengkap tentang seluruh realitas.

2.         Filsafat secara Terminologi
Pengertian Filsafat menurut para ahli:

Plato
Plato berpendapat bahwa filsafat adalah pengetahuan yang mencoba untuk mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang asli.
Aristoteles
Menurus Aristoteles, filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat keindahan).
Rene Descartes
Menurut Rene Descartes, filsafat adalah kumpulan semua pengetahuan di mana Tuhan, alam, dan manusia menjadi pokok penyelidikan.
Immanuel Kant
Menurut Kant, filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang menjadi pangkal semua pengetahuan yang di dalamnya tercakup masalah epistemology (filsafat pengetahuan) yang menjawab persoalan apa yang dapat kita ketahui.
N. Driyarkara
Menurut Driyarkara, filsafat adalah perenungan yang sedalam-dalamnya tentang sebab-sebab ‘ada dan berbuat’, perenungan tentang kenyataan (reality) yang sedalam-dalamnya sampai ke ‘mengapa’ yang penghabisan.

Jadi, dari batasan-batasan di atas tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam dengan menggunakan akal sampai pada hakekatnya. (sumber: tugas makalah kelompok 1)

Latar Belakang (Makalah Filsafat)

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Filsafat, Ratuya ilmu-ilmu, begitu biasanya ia disebut. Sebuah disiplin yang telah berusia ribuan tahun. Sejak dari perkembangan yang paling awal, filsafat tidak pernah lepas dari konteks kultural masyarakat tempat ia tumbuh dan berkembang. Kehadiran filsafat di zaman Yunani kuno dapat dikatakan sebagai langkah awal pembebasan akal manusia dari kultur mitologis yang membelenggu potensi-potensi rasional manusia. Kesangsian, keheranan yang bercampur kekaguman, merupakan titik awal munculnya filsafat. Kesadaran baru bahwa akal manusia memiliki kekuatan yang luar biasa tajam untuk membelah semua dogmatisme dan kepercayaan palsu. Kritis! Itulah kata kunci yang digenggam semua filsuf di sepanjang zaman.
Untuk memahami apa sebenarnya filsafat itu, tentu saja tidak cukup hanya mengetahui asal usul dan arti istilah yang digunakan, melainkan juga harus memperhatikan konsep dan definisi yang diberikan oleh para filsuf menurut pemahaman mereka masing masing. Akan tetapi, perlu pula dikatakan bahwa konsep dan definisi yang diberikan oleh para filsuf itu tidak sama. Bahkan, dapat dikatakan bahwa setiap filsuf memiliki konsep dan membuat definisi yang berbeda dengan filsuf lainnya. Karena itu, ada yang mengatakan bahwa jumlah konsep dan definisi filsafat adalah sebanyak jumlah filsuf itu sendiri.
Makalah ini bermaksud memandu pembaca untuk memperoleh gambaran apakah filsafat itu, sejarahnya, objek-objek dalam filsafat, ciri-ciri filsafat, asal, manfaat, kegunaan, dan peranan filsafat. (sumber: tugas makalah kelompok 1)