Minggu, 15 September 2013

Kisah Sebatang Lilin

Sebatang lilin tertidur bersama lilin-lilin lainnya. Sumbunya putih terurai ke bawah. Sama sekali tidak ada bekas pernah dinyalakan. Sebatang lilin ini agak beda dengan yang lain. Dia selalu bertanya kapan dia akan dinyalakan karena dengan begitu hidupnya lebih berguna. Sementara lilin yang lain menikmati keadaan mereka sekarang, tertidur dan tidak menyala. Lilin yang sebatang tadi kuberi nama Ken, dan yang lain tetap bernama lilin, semuanya lilin.

"Kapan ya kita akan menyala?" kata Ken suatu hari. Hari itu menjelang malam.

"Siapa yang peduli," jawab lilin lain.

"Ya, lagipula dengan menyala sumbu kita akan terbakar dan badan kita akan habis," jawab yang lain lagi.

"Tapi hidup seperti ini tidak ada arti dan membosankan. Bukankah kita diciptakan untuk memberi cahaya?" Ken membalas.

"Sudahlah jangan pikirkan itu. Sekarang sudah ada cahaya yang lebih terang yaitu lampu. Dan manusia lebih memilih lampu daripada lilin untuk memberi cahaya bagi mereka," sebatang lilin dari tumpukan paling bawah menjawab dengan suara berat.

Suatu hari di sebuah rumah, seorang anak kecil dari keluarga kaya akan mengadakan perayaan ulang tahun ketujuhnya. Si anak sangat suka kalau hari ulang tahunnya dirayakan. Apalagi saat meniup lilin. Dan pada perayaan itu, ternyata Ken yang terpilih menjadi lilin yang akan dinyalakan. Keinginan Ken terpenuhi. Ken pun berkata kepada teman-temannya "Alangkah bahagianya anak itu. Ia berulang tahun saat aku dinyalakan." Lalu Ken menyala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar