Analisis
struktur organisasi masa kini sebagian besar berdasarkan pada analisis klasik
Weber tentang birokrasi. Termasuk analisis struktur sekolah. Ada lima
karakteristik birokrasi menurut Weber: 1) divisi tenaga kerja; 2) orientasi
impersonal, 3) hierarki otoritas, 4) aturan dan regulasi, dan 5) orientasi
karier.
Hoy
dan Sweetland berfokus pada karakteristik ketiga (hierarki otoritas) dan keempat
(aturan dan regulasi) dalam analisis mereka tentang struktur sekolah.
Hierarki adalah ciri umum dalam organisasi. Namun, hierarki bisa memberdayakan
atau justru menghambat. Demikian juga dengan sistem aturan dan regulasi.
Hierarki di sekolah bisa berupa hubungan antara penyelenggara pendidikan
(pemerintah atau yayasan swasta), pengawas, kepala sekolah, guru, staf, dan
murid.
Agar
memudahkan, pada tulisan ini hierarki otoritas dibatasi antara kepala sekolah
dan guru saja. Artinya analisis di bawah ini berlaku juga pada hubungan
penyelenggara pendidikan dengan kepala sekolah atau guru-guru. Berikut ini
adalah analisis struktur sekolah menurut Hoy dan Sweetland:
Struktur sekolah yang
memberdayakan
Struktur
ini adalah sebuah hierarki (formalisasi) yang membantu sekaligus sistem aturan
dan regulasi (sentralisasi) yang memandu pemecahan masalah. Di dalam struktur
ini, kepala sekolah dan guru bekerja secara bergotong-royong lintas batas
sambil mempertahankan peran masing-masing. Aturan dan regulasi merupakan
pemandu fleksibel bagi pemecahan masalah bukannya mengekang.
Ciri
struktur ini menuntut komunikasi dua-arah; memandang masalah sebagai kesempatan
belajar; mendukung perbedaan; dan mendorong kepercayaan, kerja sama,
keterbukaan, pemecahan masalah bersama, dan inovasi.
Struktur sekolah yang
menghambat
Struktur
ini adalah sebuah hierarki (sentralisasi) yang menghambat dan merupakan sistem
aturan dan regulasi (formalisasi) yang bersifat memaksa. Tujuan utamanya adalah
kepatuhan guru. Aturan dan regulasi merupakan pengontrol perilaku guru.
Struktur ini menekankan bahwa guru harus melakukan apa yang diperintahkan oleh
penyelenggara sekolah.
Berbeda
dengan struktur yang memberdayakan, struktur yang menghambat bercirikan kontrol
dan pemberlakuan keputusan administratif; kepala sekolah berkehendak mengawasi,
mengontrol, dan menghukum guru yang tidak patuh. Kepala sekolah murni tidak
memercayai guru, dan sebagai konsekuensinya muncul kecurigaan, kontrol, dan
hukuman menjiwai prosesnya.
Dalam
struktur yang menghambat sering terjadi rasa ketidakberdayaan guru, konflik
peran, dan ketergantungan pada aturan dan hierarki. Para guru memilih
menghindari konflik dan bermain aman dengan mempertontonkan kepatuhan total
(berpura-pura) kepada pemimpin sekolah.
Struktur yang Penuh
Perhatian
Lima
proses yang meningkatkan sifat penuh perhatian dalam organisasi: 1) perhatian
berlebih pada kegagalan. Artinya pencermatan permasalahan secara terus-menerus
atau upaya memecahkan masalah kecil sebelum menjadi besar (tidak terpaku pada
kesuksesan saja). 2) keengganan menyederjanakan interpretasi. Maksudnya,
menyadari bahwa sekolah itu kompleks dan sulit diprediksi, sehingga pemimpin
sekolah memandang sebanyak-banyaknya dan mencoba memadukan interpretasi yang
berbeda-beda tanpa merusak nuansa kompleksitasnya. 3) peka pada operasi dasar.
Maksudnya adalah para pemimpin sekolah perlu berada di dekat dan peka terhadap operasi inti proses belajar-mengajar di
kelas. Diamnya guru (karena relasi tidak terbuka) menandakan sistem yang lemah
yang menghambat efektivitas sekolah. 4) komitmen untuk segera pulih. Maksudnya
adalah pemimpin sekolah harus mendeteksi secara tepat kesalahan dan segara
memperbaikinya. 5) penghormatan kepada kepakaran (ahli). Maksudnya adalah
menghargai kepakaran anggota (para guru) dalam pengambilan keputusan (misalnya
guru memilih memakai metode tertentu dalam mengajar, bukannya diatur harus
memakai metode ini/itu). Status dan pengalaman bukan jaminan dalam pengambilan
keputusan.
Struktur sekolah yang
memberdayakan dan penuh perhatian
Struktur
ini merupakan struktur ideal. Perpaduan antara memberdayakan dan penuh
perhatian. Keduanya memang tidak sama, tetapi bisa saling melengkapi. Kebalikan
dari struktur ini adalah struktur yang menghambat dan tidak perhatian. Struktur
yang memberdayakan dan penuh perhatian biasanya meningkatkan administrasi dan
penyelenggaran sekolah. Juga terkait dengan optimisme akademis serta
keterbukaan dan kesehatan iklim sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar