Selasa, 16 Februari 2016

Hukuman untuk Anak menurut Cicero

Cicero lahir pada tahun 106 S.M. dan meninggal tahun 43 S.M. Ia adalah seorang filsuf, negarawan Romawi Kuno, ahli retorika,  pengacara, dan penulis. Meskipun Cicero lebih terkenal sebagai orator dan negarawan, namun ia juga memiliki pandangan mengenai pendidikan. Ajaran-ajarannya tentang pendidikan adalah sebagai berikut: bahwa pendidikan dimulai dari masa kanak-kanak, dan pendidikan adalah sebuah perkembangan stabil sepanjang kehidupan. Daya ingat (memori) sebaiknya dikembangkan dengan mempelajari ekstraksi dari para penulis klasik. Lingkungan pendidikan harus menyenangkan.

Pandangannya tentang hukuman dalam mendidik anak menjadi salah satu dasar dalam perkembangan pendidikan dunia. Tentang hukuman ia berpendapat bahwa:
  1. hukuman fisik sebaiknya diberikan ketika semua hukuman lainnya gagal mendisiplinkan anak,
  2. anak sebaiknya jangan direndahkan dengan cara hukuman. Artinya, hukuman tidak bermaksud merendahkan anak,
  3. hukuman sebaiknya jangan pernah diterapkan dalam kemarahan,
  4. hukuman sebaiknya ditangguhkan hingga cukup waktu untuk refleksi bagi guru dan murid,
  5. alasan-alasan untuk hukuman sebaiknya diberikan. Anak harus memahami mengapa ia dihukum,
  6. anak dibimbing untuk melihat keadilan dari hukuman yang dibebankan.


Di tengah dilema yang dihadapi oleh seorang pendidik dalam memberi hukuman kepada anak terkait masalah HAM dan/atau kekerasan pada anak, mungkin pandangan Cicero tersebut bisa membantu para pendidik. Pendidik dalam hal ini terutama adalah orang tua, baru kemudian guru.

(dicopy dari facebook note)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar