Kita semua
sedang dalam perjalanan; perjalanan hidup kita. Masing-masing kita memiliki
kisah perjalanan hidup yang berbeda. Ada yang menjalani hidup dengan baik ada
pula yang buruk, atau, silih berganti antara keduanya.
Semua orang
tentu mendambakan hidup yang sukses dalam perjalanan hidupnya. Memiliki kekayaan
finansial, karier yang bagus, relasi yang baik, kesehatan, dan keluarga bahagia
Bagi sebagian orang mungkin semua itu bisa tercapai. Tetapi bagi sebagian besar
orang, hal tersebut hanya bisa jadi impian saja.
Seringkali
dalam perjalanan hidup ini, manusia diperhadapkan dengan berbagai masalah. Masalah
bisa berupa apa saja dan bisa terjadi kapan pun tanpa bisa diduga sebelumnya. Masalah-masalah
tersebut bisa jadi masalah finansial, kesehatan, relasi, dan sebagainya.
Masalah adalah
kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Seperti yang disebut sebelumnya,
manusia mendambakan hidup sukses. Itulah harapan. Semua orang memiliki
harapan-harapan tertentu dalam hati. Hanya saja, tidak selalu sesuai dengan
kenyataan yang (akan) terjadi.
Ketika masalah
datang, kita akan bereaksi. Reaksi setiap orang berbeda-beda. Bergantung kedewasaan
masing-masing. Apa itu kedewasaan?
Kedewasaan yang
dimaksud di sini adalah kemampuan untuk mempertahankan ketenangan dan karakter
dalam masa-masa sulit*. Masa-masa sulit yang dimaksud adalah masa ketika kita
menghadapi masalah.
Coba kita
pikirkan sejenak bagaimana reaksi kita saat mengalami masa-masa sulit? Apakah kita
panik, cemas, depresi, dan perasaan lainnya?
Saya mengakui
bahwa saya sendiri, ketika mengalami masalah, saya tidak bisa mempertahankan
ketenangan – terutama ketenangan hati. Saya terus mempertanyakan mengapa semua
ini bisa terjadi terhadap saya. Awalnya saya tidak menyadari hal ini. Saya berpikir
saya baik-baik saja.
Kemudian,
setelah mendapatkan waktu untuk merenung, saya pun menyadari bahwa saya tidak
tenang. Hati saya dipenuhi kekhawatiran yang, sebenarnya, tidak perlu. Pada perenungan
tersebut, yang juga dibarengi oleh buku-buku bacaan yang cukup membantu, saya belajar
satu hal tentang ketenangan.
Pelajaran tentang
ketenangan dapat kita peroleh dari seorang Pribadi yang sempuna yaitu Yesus
Kristus. Ketika Tuhan Yesus ditangkap, diolok-olok, dianiaya, dan disalibkan,
Dia berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang
mereka perbuat (Lukas 23:34).” Ini sungguh ketenangan yang tidak mungkin
dimiliki manusia mana pun! Rahasia ketenangan tersebut berasal dari kedekatan
Yesus dengan Bapa di surga.
Oleh karena
itu, untuk mendapatkan ketenangan ketika berada di masa-masa sulit, maka
dekatkanlah diri kepada Allah. Percayalah, Allah peduli!
Salah satu
keuntungan untuk menjadi tenang ketika masalah datang adalah kita memiliki kesempatan
mendengarkan suara Tuhan; Firman yang hidup. Firman-Nya sangat menghibur dan
menyelamatkan di masa-masa sulit.
Ketika kita berada
dalam masalah, kita sulit sekali mengetahui kehendak Tuhan bila tidak ada
ketenangan. Kita bisa terjerumus ke dalam dosa; menyalahkan Allah. Padahal
sesungguhnya, Allah memiliki hikmat yang melampaui akal pikiran kita. Hikmat-Nya
tidak terselidiki oleh kita (Roma 11:33). Oleh sebab itu, tidak ada gunanya
untuk berusaha menggunakan daya nalar kita untuk memahami kehendak-Nya, apalagi
menyalahkan Allah atas masalah yang kita hadapi. Kita perlu menenangkan diri di
hadapan Tuhan untuk mendengarkan maksud-maksud-Nya; menantikan Dia memulihkan
keadaan kita.
Berikutnya,
coba kita pikirkan lagi, apa yang berubah dalam diri kita ketika kita
menghadapi masalah? Salah satu ciri kedewasaan, selain ketenangan, adalah
mempertahankan karakter kita. Ada orang yang berubah drastis ketika menghadapi
masalah, misalnya, dari yang sebelumnya ceria, tiba-tiba menjadi pemurung. Orang
yang seperti ini tidaklah dewasa.
Ketika orang
yang memiliki kedewasaan dilanda masalah, maka karakter yang baik dalam dirinya
malah semakin menguat, bukan sebaliknya. Atau, setidaknya ia mampu
mempertahankan karakter baik yang sudah ada.
Apakah Anda
adalah seorang yang mengalami perubahan karakter ketika menghadapi masalah? Apakah
itu merupakan perubahan ke arah yang baik atau yang buruk?
Saya sendiri
sedang berusaha untuk menjadi dewasa dalam menjalani hidup ini. Tentu dalam
pertolongan Tuhan.
Semoga di
tahun mendatang, kita semakin memupuk kedewasaan dalam menghadapi masalah hidup
agar perjalanan yang sedang kita lakukan ini bisa bermakna dan bermanfaat bagi
sesama. Dan lebih lagi, hidup kita memuliakan Tuhan. (31/12/2019)
*Skeen, Miller, Hill: The Circle BluePrint
Sumber gambar: Independent Travel Cats |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar