Selasa, 28 April 2015

Pengembangan Strategi Pembelajaran (Dick dan Carey)

Bab ini membahas cara-cara seorang perancang (desainer) untuk mengidentifikasi bagaimana pembelajaran akan disajikan kepada peserta didik dan bagaimana pembelajaran akan melibatkan peserta didik. Istilah strategi pembelajaran menunjukkan berbagai macam kegiatan mengajar/belajar, seperti diskusi kelompok, membaca mandiri, studi kasus, ceramah, simulasi komputer, lembar kerja, proyek kelompok kerjasama, dan sebagainya.
Istilah strategi pembelajaran digunakan secara umum untuk mencakup berbagai aspek: memilih sistem/cara penyampaian, pengurutan dan pengelompokan gugusan isi (materi), menggambarkan komponen pembelajaran yang akan dimasukkan dalam pembelajaran, menentukan bagaimana siswa akan dikelompokkan dalam pembelajaran, membangun struktur pelajaran, dan memilih media pembelajaran.

Urutan Materi
Langkah pertama dalam mengembangkan strategi pembelajaran adalah mengidentifikasi urutan pengajaran dan pengelompokan materi. Cara terbaik untuk menentukan urutan pengajaran adalah analisis pembelajaran. Biasanya akan dimulai dari keterampilan-tingkat yang lebih rendah, yaitu  tepat di atas garis yang memisahkan kemampuan awal dari keterampilan yang akan diajarkan, dan kemudian berlanjut melalui hierarki.

Pengelompokan Pengajaran
Pertimbangan penting berikutnya adalah bagaimana Anda akan mengelompokkan kegiatan pembelajaran Anda. Anda mungkin memutuskan untuk menyajikan informasi satu tujuan pada satu waktu, atau klaster beberapa tujuan yang terkait. Kita harus memperhatikan lima faktor berikut ketika menentukan informasi yang disajikan:
1.      Tingkat usia peserta didik
2.      Kompleksitas materi
3.      Jenis pembelajaran yang berlangsung
4.      Apakah kegiatan dapat bervariasi, sehingga memfokuskan perhatian pada tugas
5.      Jumlah waktu yang diperlukan untuk mencakup semua peristiwa dalam strategi pembelajaran untuk setiap cluster konten yang disajikan.
Komponen Pembelajaran
Konsep awal dari strategi pembelajaran dijelaskan dalam Kondisi Pembelajaran Gagne (1970). Dalam pandangan psikolog kognitif, ada sembilan hal yang menunjukkan kegiatan belajar mengajar (eksternal) yang mendukung proses mental (internal) dari pembelajaran:
1.      Memperoleh perhatian
2.      Menginformasikan kepada peserta didik tentang tujuan pembelajaran
3.      Merangsang ingatan sebelum belajar
4.      Menyajikan materi stimulus/pendorong
5.      Memberikan bimbingan belajar
6.      Menunjukkan kinerja
7.      Memberikan umpan balik tentang kinerja
8.      Menilai kinerja
9.      Meningkatkan ingatan dan pemindahan
Untuk memfasilitasi proses rancangan pembelajaran, penulis telah menyusun strategi pembelajaran Gagne ke dalam lima komponen pembelajaran:
1.      Kegiatan prapembelajaran
  •  Memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik
  • Menjelaskan tujuan pembelajaran
  • Menjelaskan dan mengingat kembali prasyarat ketrampilan
2.      Penyajian materi
  •   Materi
  • Contoh
3.      Partisipasi peserta didik
  • Latihan
  • Umpan balik
4.      Penilaian
  •  Tes perilaku awal
  • Pretest
  •  Posttest
5.      Kegiatan melaksanakan (follow-through)
  • Kemampuan mengingat
  • Kemampuan mentrasfer pelajaran ke konteks baru.
Berikut ini adalah contoh tabel pedoman konstruktifis untuk perencanaan pembelajaran.
Komponen Pembelajaran
Pedoman Untuk Menyusun Lingkungan Belajar
1.      Kegiatan prapembelajaran
  • Memotivasi peserta didik
  • Menjelaskan tujuan
  • Mengingatkan kembali prasyarat

Motivasi pelajar dengan memberikan mereka pilihan materi yang ingin dieksplor dan mengontrol metode yang mereka gunakan.
Kondisikan masalah dalam konteks yang bermakna (autentik).
Lingkungan belajar mensyaratkan pemikiran refektif, melihat kembali untuk menggabungkan pengetahuan dasar dalam konstruksi pengetahuan baru.
2.      Penyajian materi dengan contoh
Pembelajaran  harus menekankan proses menemukan jawaban.
Lingkungan belajar harus genaratif bukan preskritif, yaitu pelajar membangun pengetahuan sendiri, aktif, dan memperoleh pengetahuan.
Mendorong partisipasi kelompok untuk menyepakati pengetahuan baru dan proses.
3.      Partisipasi peserta didik
  • Latihan

Gunakanan pembelajaran kooperatif untuk merundingkan makna yang sedang mereka pelajari.
Merancang lingkungan belajar yang kompleks dengan banyak strategi dan ketrampilan menggunakan alat.
Mendorong berbagai perspektif dan interpretasi dari pengetahuan yang sama.
Kondisikan masalah dalam konteks yang autentik.
  • Umpan balik

Seimbangkan keadaan kekurangan alat bantu dengan fasilitasi yang cukup untuk memastikan kemajuan (pemodelan, bagan, pembinaan, dan kolaborasi), tetapi kurangi fasilitasi agar pelajar menjadi lebih terampil.
Fasilitasi interaksi kelompok seperlunya untuk memastikan penilaian sejawat tentang pengetahuan dan proses.
4.      Penilaian
Berikan alat agar pelajar dapat memonitor pengetahuan mereka dan proses.
Standar penilaian tidaklah absolute, tetapi harus merujuk pada keunikan tujuan siswa, membangun pengetahuan, dan posisi yang baru dibangun.
Penilaian tertinggi adalah transfer pembelajaran kepada hal baru, hal yang tidak ditemui sebelumnya, lingkungan autentik.
5.      Kegiatan follow-through
Pelajar harus memiliki kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan yang mereka peroleh ke dalam pengetahuan baru dan memprosesnya dengan pengetahuan sebelumnya.

Komponen Pembelajaran untuk Peserta Didik berdasarkan Tingkat Kedewasaan dan Tingkat Kemampuan
Sebelum membahas strategi pembelajaran kita perlu memperhatikan kebutuhan peserta didik yang berbeda. Ingat bahwa komponen belajar dari strategi pembelajaran dimaksudkan untuk memandu proses intelektual peserta didik melalui kondisi mental dan kegiatan yang membantu pembelajaran. Idealnya, semua peserta didik harus mengatur proses intelektual mereka sendiri; yaitu menjadi peserta didik yang mandiri atau disebut ‘learning how to learn’.
Komponen pembelajaran untuk strategi pembelajaran harus direncanakan secara selektif ketimbang pembelajaran yang sudah tersedia yang sangat membatasi peserta didik dalam semua pengaturan pembelajaran.

Komponen Pembelajaran untuk Berbagai Hasil Belajar
Komponen pembelajaran dasar dari strategi pembelajaran adalah sama, namun ada perbedaan yang harus pertimbangkan untuk setiap jenis hasil belajar. Adapun jenis-jenis hasil belajar adalah:

1.      Keterampilan intelektual
Penting bagi desainer untuk mengetahui bagaimana peserta didik mengatur memori pengetahuan awal mereka dan batas kemampuan mengingat informasi baru. Peserta didik harus mampu menghubungkan pengetahuan baru mereka dengan pengetahuan prasyarat.
Desainer harus memilih contoh yang membantu pelajar untuk memahami konsep.  Dalam memilih contoh atau ilustrasi, desainer harus memilih ilustrasi yang familiar oleh pelajar. Memberikan umpan balik juga merupakan hal yang penting. Hal ini harus seimbang antara keberhasilan dan kegagalan pelajar.
Untuk strategi penilaian, seorang desainer harus mengetahui dan menentukan kapan dan bagaimana menguji kemampuan. Mulai dari kesiapan pelajar hingga kemampuan mereka menjelaskan materi.

2.      Informasi Verbal
  •  Menyediakan konteks yang bermakna untuk encoding informasi yang efektif.
  • Menggunakan istilah atau definisi dalam sebuah kalimat.
  • Menyajikan informasi sehingga dapat dibuat menjadi bagian-bagian kecil.
  • Kaitkan informasi (istilah atau definisi) untuk prapengetahuan yang ada.
  • Tampilkan semua istilah dengan jelas dengan menggunakan sedikit kata-kata untuk menyampaikan makna.
  • Menggunakan berbagai bentuk nyata (dapat diamati), contoh bila mungkin, menekankan fitur yang jelas dan terdefinisi dengan baik yang berhubungan langsung dengan informasi tersebut.
  • Jelaskan dengan jelas bagaimana peserta didik akan diharapkan untuk mengingat informasi ketika sedang awalnya disajikan.
  • Membuat informasi mudah diakses untuk pelajar, dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengeksplorasi informasi yang terkait dengan pengetahuan.
  • Praktekkan dengan umpan balik segera!
  • Memberikan isyarat untuk mengingat secara efektif dan generalisasi informasi.

3.      Keterampilan motorik
Untuk keterampilan motorik, ada bebarapa hal yang perlu diperhatikan:
  • Awalnya, secara verbal, membimbing peserta didik melalui rutinitas.
  • Tampilkan secara visual melalui video atau film tentang keterampilan motorik.
  • Dorong penggunaan latihan mental.
  • Mengatur latihan berulang (repeated practice).
  • Memberikan umpan balik langsung terhadap keakuratan/hasil kinerja.

4.      Sikap
Peneliti percaya bahwa sikap terdiri dari tiga komponen: merasa, perilaku, dan pemahaman kognitif. Merasa dijelaskan dengan senang atau tidak senang melalui penerimaan atau penolakan.
Bagaimana pelajar mempraktekkan sikap? Pertama, latihan dan beri umpan balik. Role playing sering digunakan karena kesulitan menciptakan konteks pelaksanaan untuk sikap dalam pembelajaran. Karena sikap dapat dipelajari dengan mengalami sendiri, maka latihan mental ternyata dapat bermanfaat untuk melatih peserta didik.

Komponen pembelajaran untuk Strategi Konstruktivis
1.      Konstruktivisme
Sebuah teori belajar di mana belajar dipandang sebagai proses internal membangun makna dengan menggabungkan pengetahuan yang ada dengan pengetahuan baru yang diperoleh melalui pengalaman dalam dunia sosial, budaya, dan fisik

2.      Konstruktivis Lingkungan Belajar
Peserta didik dalam kelompok kolaboratif dengan teman sebaya dan guru sebagai sumber konsultasi untuk memecahkan masalah. Kolaborasi dapat berupa tatap muka atau dikelola melalui media. Kolaborasi dapat secara nyata atau disimulasikan dalam ruang belajar virtual.

Pengelompokkan Peserta Didik
Ketika merencanakan komponen pembelajaran, Anda juga perlu merencanakan rincian kelompok pelajar dan pilihan media. Pertanyaan utama untuk menanyakan kapan membuat pengelompokan siswa adalah apakah persyaratan interaksi sosial yang ada dalam kinerja dan pembelajaran kontekstual dalam komponen pembelajaran tertentu yang direncanakan, atau pandangan dasar seseorang dari proses pengajaran.
Jenis kelompok peserta didik – individu, berpasangan, kelompok kecil dan kelompok besar – bergantung persyaratan khusus interaksi sosial.

Pemilihan Media dan Sistem Penyampaian
Pilihan media dan sistem penyampaian memberi banyak pertimbangan, sehingga dua topik harus ditangani bersama-sama. Media berguna sejauh bahwa media tersebut secara efektif membawa komponen pembelajaran yang diperlukan dari strategi pembelajaran.
Sistem penyampaian biasanya ditentukan pada awal proses desain pembelajaran. Hal ini tidak akan menciptakan masalah bagi dua alasan: 1) Media sendiri tidak membuat perbedaan yang signifikan tentang berapa banyak siswa belajar. 2) Merancang pengajaran di bawah sistem penyampaian yang telah ditentukan tidak membatasi format media yang tersedia.
Ada beberapa area yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan pemilihan media, antara lain:
1.      Domain Belajar (ketrampilan intelektual, informasi verbal, ketrampilan motorik, sikap)
2.      Karakteristik Pembelajaran tertentu
3.      Persyaratan tugas tertentu  yang ditemukan di tujuan
4.      Mengganti kebutuhan pembelajaran
5.      Perhatikan kegunaan dalam pemilihan media dan sistem penyampaian

Ada juga sejumlah faktor lain yang terkait dengan memilih media dan sistem penyampaian:
a.       Ketersediaan berbagai media dalam lingkungan di mana paket pembelajaran yang digunakan
b.      Kemampuan desainer atau ahli yang tersedia untuk menghasilkan bahan dalam media tertentu
c.       Fleksibilitas dari bahan
d.      Ketahanan bahan
e.       Kenyamanan bahan
f.       Efektivitas biaya

Menggabungkan Pemilihan Media dan Mengkonfirmasi atau Memilih Sistem Penyampaian

Fase terakhir dari perencanaan adalah menggabungkan pemilihan media dan memastikan kesesuaian dengan sistem penyampaian. Perhatiakan bagaimana mengatasi pembelajaran dengan mencatat domain pembelajaran dalam tujuan dan menentukan kondisi, perilaku, dan materi yang ada dalam tujuan. 

(Materi di atas diterjemahkan dari buku The Systematic Design of Instruction - Dick and Carey, Edisi keenam, bab 8)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar