Bab ini membahas
cara-cara seorang perancang (desainer) untuk mengidentifikasi bagaimana
pembelajaran akan disajikan kepada peserta didik dan bagaimana pembelajaran
akan melibatkan peserta didik. Istilah strategi pembelajaran menunjukkan berbagai
macam kegiatan mengajar/belajar, seperti diskusi kelompok, membaca mandiri,
studi kasus, ceramah, simulasi komputer, lembar kerja, proyek kelompok
kerjasama, dan sebagainya.
Istilah strategi
pembelajaran digunakan secara umum untuk mencakup berbagai aspek: memilih
sistem/cara penyampaian, pengurutan dan pengelompokan gugusan isi (materi),
menggambarkan komponen pembelajaran yang akan dimasukkan dalam pembelajaran,
menentukan bagaimana siswa akan dikelompokkan dalam pembelajaran, membangun
struktur pelajaran, dan memilih media pembelajaran.
Urutan Materi
Langkah pertama dalam mengembangkan strategi
pembelajaran adalah mengidentifikasi urutan pengajaran dan pengelompokan
materi. Cara terbaik untuk menentukan urutan pengajaran adalah analisis
pembelajaran. Biasanya akan dimulai dari keterampilan-tingkat yang lebih
rendah, yaitu tepat di atas garis yang
memisahkan kemampuan awal dari keterampilan yang akan diajarkan, dan kemudian
berlanjut melalui hierarki.
Pengelompokan
Pengajaran
Pertimbangan penting
berikutnya adalah bagaimana Anda akan mengelompokkan kegiatan pembelajaran
Anda. Anda mungkin memutuskan untuk menyajikan informasi satu tujuan pada satu
waktu, atau klaster beberapa tujuan yang terkait. Kita harus memperhatikan lima
faktor berikut ketika menentukan informasi yang disajikan:
1. Tingkat
usia peserta didik
2. Kompleksitas
materi
3. Jenis
pembelajaran yang berlangsung
4. Apakah
kegiatan dapat bervariasi, sehingga memfokuskan perhatian pada tugas
5. Jumlah
waktu yang diperlukan untuk mencakup semua peristiwa dalam strategi
pembelajaran untuk setiap cluster konten yang disajikan.
Komponen
Pembelajaran
Konsep awal dari
strategi pembelajaran dijelaskan dalam Kondisi
Pembelajaran Gagne (1970). Dalam pandangan psikolog kognitif, ada sembilan
hal yang menunjukkan kegiatan belajar mengajar (eksternal) yang mendukung
proses mental (internal) dari pembelajaran:
1. Memperoleh
perhatian
2. Menginformasikan
kepada peserta didik tentang tujuan pembelajaran
3. Merangsang
ingatan sebelum belajar
4. Menyajikan
materi stimulus/pendorong
5. Memberikan
bimbingan belajar
6. Menunjukkan
kinerja
7. Memberikan
umpan balik tentang kinerja
8. Menilai
kinerja
9. Meningkatkan
ingatan dan pemindahan
Untuk memfasilitasi
proses rancangan pembelajaran, penulis telah menyusun strategi pembelajaran
Gagne ke dalam lima komponen pembelajaran:
1. Kegiatan
prapembelajaran
- Memperoleh perhatian dan memotivasi peserta didik
- Menjelaskan tujuan pembelajaran
- Menjelaskan dan mengingat kembali prasyarat ketrampilan
- Materi
- Contoh
- Latihan
- Umpan balik
- Tes perilaku awal
- Pretest
- Posttest
- Kemampuan mengingat
- Kemampuan mentrasfer pelajaran ke konteks baru.
Komponen
Pembelajaran
|
Pedoman
Untuk Menyusun Lingkungan Belajar
|
1.
Kegiatan
prapembelajaran
|
Motivasi
pelajar dengan memberikan mereka pilihan materi yang ingin dieksplor dan
mengontrol metode yang mereka gunakan.
Kondisikan
masalah dalam konteks yang bermakna (autentik).
Lingkungan
belajar mensyaratkan pemikiran refektif, melihat kembali untuk menggabungkan
pengetahuan dasar dalam konstruksi pengetahuan baru.
|
2.
Penyajian
materi dengan contoh
|
Pembelajaran harus menekankan proses menemukan jawaban.
Lingkungan
belajar harus genaratif bukan preskritif, yaitu pelajar membangun pengetahuan
sendiri, aktif, dan memperoleh pengetahuan.
Mendorong
partisipasi kelompok untuk menyepakati pengetahuan baru dan proses.
|
3.
Partisipasi
peserta didik
|
Gunakanan
pembelajaran kooperatif untuk merundingkan makna yang sedang mereka pelajari.
Merancang
lingkungan belajar yang kompleks dengan banyak strategi dan ketrampilan
menggunakan alat.
Mendorong
berbagai perspektif dan interpretasi dari pengetahuan yang sama.
Kondisikan
masalah dalam konteks yang autentik.
|
|
Seimbangkan
keadaan kekurangan alat bantu dengan fasilitasi yang cukup untuk memastikan
kemajuan (pemodelan, bagan, pembinaan, dan kolaborasi), tetapi kurangi
fasilitasi agar pelajar menjadi lebih terampil.
Fasilitasi
interaksi kelompok seperlunya untuk memastikan penilaian sejawat tentang
pengetahuan dan proses.
|
4.
Penilaian
|
Berikan
alat agar pelajar dapat memonitor pengetahuan mereka dan proses.
Standar
penilaian tidaklah absolute, tetapi harus merujuk pada keunikan tujuan siswa,
membangun pengetahuan, dan posisi yang baru dibangun.
Penilaian
tertinggi adalah transfer pembelajaran kepada hal baru, hal yang tidak
ditemui sebelumnya, lingkungan autentik.
|
5.
Kegiatan
follow-through
|
Pelajar
harus memiliki kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan yang mereka peroleh
ke dalam pengetahuan baru dan memprosesnya dengan pengetahuan sebelumnya.
|
Komponen
Pembelajaran untuk Peserta Didik berdasarkan Tingkat Kedewasaan dan Tingkat
Kemampuan
Sebelum membahas
strategi pembelajaran kita perlu memperhatikan kebutuhan peserta didik yang berbeda.
Ingat bahwa komponen belajar dari strategi pembelajaran dimaksudkan untuk
memandu proses intelektual peserta didik melalui kondisi mental dan kegiatan
yang membantu pembelajaran. Idealnya, semua peserta didik harus mengatur proses
intelektual mereka sendiri; yaitu menjadi peserta didik yang mandiri atau
disebut ‘learning how to learn’.
Komponen pembelajaran
untuk strategi pembelajaran harus direncanakan secara selektif ketimbang
pembelajaran yang sudah tersedia yang sangat membatasi peserta didik dalam semua
pengaturan pembelajaran.
Komponen
Pembelajaran untuk Berbagai Hasil Belajar
Komponen pembelajaran
dasar dari strategi pembelajaran adalah sama, namun ada perbedaan yang harus
pertimbangkan untuk setiap jenis hasil belajar. Adapun jenis-jenis hasil belajar
adalah:
1. Keterampilan
intelektual
Penting bagi desainer untuk
mengetahui bagaimana peserta didik mengatur memori pengetahuan awal mereka dan
batas kemampuan mengingat informasi baru. Peserta didik harus mampu
menghubungkan pengetahuan baru mereka dengan pengetahuan prasyarat.
Desainer harus memilih contoh yang
membantu pelajar untuk memahami konsep.
Dalam memilih contoh atau ilustrasi, desainer harus memilih ilustrasi
yang familiar oleh pelajar. Memberikan umpan balik juga merupakan hal yang
penting. Hal ini harus seimbang antara keberhasilan dan kegagalan pelajar.
Untuk strategi penilaian, seorang
desainer harus mengetahui dan menentukan kapan dan bagaimana menguji kemampuan.
Mulai dari kesiapan pelajar hingga kemampuan mereka menjelaskan materi.
2. Informasi
Verbal
- Menyediakan konteks yang bermakna untuk encoding informasi yang efektif.
- Menggunakan istilah atau definisi dalam sebuah kalimat.
- Menyajikan informasi sehingga dapat dibuat menjadi bagian-bagian kecil.
- Kaitkan informasi (istilah atau definisi) untuk prapengetahuan yang ada.
- Tampilkan semua istilah dengan jelas dengan menggunakan sedikit kata-kata untuk menyampaikan makna.
- Menggunakan berbagai bentuk nyata (dapat diamati), contoh bila mungkin, menekankan fitur yang jelas dan terdefinisi dengan baik yang berhubungan langsung dengan informasi tersebut.
- Jelaskan dengan jelas bagaimana peserta didik akan diharapkan untuk mengingat informasi ketika sedang awalnya disajikan.
- Membuat informasi mudah diakses untuk pelajar, dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengeksplorasi informasi yang terkait dengan pengetahuan.
- Praktekkan dengan umpan balik segera!
- Memberikan isyarat untuk mengingat secara efektif dan generalisasi informasi.
3. Keterampilan
motorik
Untuk keterampilan motorik, ada bebarapa
hal yang perlu diperhatikan:
- Awalnya, secara verbal, membimbing peserta didik melalui rutinitas.
- Tampilkan secara visual melalui video atau film tentang keterampilan motorik.
- Dorong penggunaan latihan mental.
- Mengatur latihan berulang (repeated practice).
- Memberikan umpan balik langsung terhadap keakuratan/hasil kinerja.
4. Sikap
Peneliti percaya bahwa sikap
terdiri dari tiga komponen: merasa, perilaku, dan pemahaman kognitif. Merasa
dijelaskan dengan senang atau tidak senang melalui penerimaan atau penolakan.
Bagaimana pelajar mempraktekkan
sikap? Pertama, latihan dan beri umpan balik. Role playing sering digunakan karena
kesulitan menciptakan konteks pelaksanaan untuk sikap dalam pembelajaran.
Karena sikap dapat dipelajari dengan mengalami sendiri, maka latihan mental
ternyata dapat bermanfaat untuk melatih peserta didik.
Komponen
pembelajaran untuk Strategi Konstruktivis
1. Konstruktivisme
Sebuah
teori belajar di mana belajar dipandang sebagai proses internal membangun makna
dengan menggabungkan pengetahuan yang ada dengan pengetahuan baru yang
diperoleh melalui pengalaman dalam dunia sosial, budaya, dan fisik
2. Konstruktivis
Lingkungan Belajar
Peserta
didik dalam kelompok kolaboratif dengan teman sebaya dan guru sebagai sumber
konsultasi untuk memecahkan masalah. Kolaborasi dapat berupa tatap muka atau
dikelola melalui media. Kolaborasi dapat secara nyata atau disimulasikan dalam
ruang belajar virtual.
Pengelompokkan
Peserta Didik
Ketika
merencanakan komponen pembelajaran, Anda juga perlu merencanakan rincian
kelompok pelajar dan pilihan media. Pertanyaan utama untuk menanyakan kapan
membuat pengelompokan siswa adalah apakah persyaratan interaksi sosial yang ada
dalam kinerja dan pembelajaran kontekstual dalam komponen pembelajaran tertentu
yang direncanakan, atau pandangan dasar seseorang dari proses pengajaran.
Jenis kelompok peserta didik – individu,
berpasangan, kelompok kecil dan kelompok besar – bergantung persyaratan khusus interaksi
sosial.
Pemilihan
Media dan Sistem Penyampaian
Pilihan media dan
sistem penyampaian memberi banyak pertimbangan, sehingga dua topik harus
ditangani bersama-sama. Media berguna sejauh bahwa media tersebut secara
efektif membawa komponen pembelajaran yang diperlukan dari strategi
pembelajaran.
Sistem penyampaian
biasanya ditentukan pada awal proses desain pembelajaran. Hal ini tidak akan menciptakan
masalah bagi dua alasan: 1) Media sendiri tidak membuat perbedaan yang
signifikan tentang berapa banyak siswa belajar. 2) Merancang pengajaran di
bawah sistem penyampaian yang telah ditentukan tidak membatasi format media
yang tersedia.
Ada beberapa area yang perlu
diperhatikan dalam kaitannya dengan pemilihan media, antara lain:
1. Domain
Belajar (ketrampilan intelektual, informasi verbal, ketrampilan motorik, sikap)
2. Karakteristik
Pembelajaran tertentu
3. Persyaratan
tugas tertentu yang ditemukan di tujuan
4. Mengganti
kebutuhan pembelajaran
5. Perhatikan
kegunaan dalam pemilihan media dan sistem penyampaian
Ada juga sejumlah faktor lain yang
terkait dengan memilih media dan sistem penyampaian:
a. Ketersediaan
berbagai media dalam lingkungan di mana paket pembelajaran yang digunakan
b. Kemampuan
desainer atau ahli yang tersedia untuk menghasilkan bahan dalam media tertentu
c. Fleksibilitas
dari bahan
d. Ketahanan
bahan
e. Kenyamanan
bahan
f. Efektivitas
biaya
Menggabungkan
Pemilihan Media dan Mengkonfirmasi atau Memilih Sistem Penyampaian
Fase terakhir dari
perencanaan adalah menggabungkan pemilihan media dan memastikan kesesuaian
dengan sistem penyampaian. Perhatiakan bagaimana mengatasi pembelajaran dengan
mencatat domain pembelajaran dalam tujuan dan menentukan kondisi, perilaku, dan
materi yang ada dalam tujuan.
(Materi di atas diterjemahkan dari buku The Systematic Design of Instruction - Dick and Carey, Edisi keenam, bab 8)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar