Orang di kota.
Pagi-pagi sekali mereka bangun
Entah ingat doapagi entah tidak
Ritual wajib buka twitter, facebook, atau
media sosial lainnya
TV menyala, berita pagi terdengar
Langkah buru-buru bersiap-siap berangkat
kerja
Lupa sarapan
Rumah kosong seharian.
Sepi.
Panas.
Sore menjelang malam masih di jalan
Bersungut-sungut di tengah kemacetan
Kepala tertunduk, jari sibuk di layar
smartfon
Sepasang telinga terpasang headset
Memagari diri dari dunia luar.
Di luar, kendaraan berebut jalan.
Orang di desa.
Bangun pagi-pagi sekali
Menyeduh teh atau kopi panas tanpa gula
Siap-siap mengasah parang
Berangkat sebelum matahari benar-benar utuh
di langit
Kaki-kaki telanjang basah kena embun
rerumputan
Berharap hari ini cerah
Seharian di ladang
Badan terbungkus kain tua lusuh menahan
panas matahari
Sesekali menyeka keringat.
Makan siang sederhana. Nasi putih lauk ikan
asin cukup.
Sore menjelang malam
Siap-siap pulang ke rumah
Berharap benih hari ini tumbuh dengan ajaib
saat malam hari.
Entah orang di desa entah di kota
Adakah yang memikirkan negeri ini?
Mereka sibuk.
Pantas saja orang-orang licik menggunakan
kesempatan ini
Bermain politik menjanjikan negara yang
makmur
Diam-diam mereka memakan uang rakyat.
Cinta untuk negeri sebatas kebutuhan
pribadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar